Part 19 - Nightmare

8.7K 550 154
                                    

Hallo aku tepati janjiku ya
Hari ini up lagi
Dari part ini udah mulai masuk konflik
Happy Reading
Hope you like and enjoy this chapter

***

Wisnu mengemudikan mobil Indah dengan kecepatan yang cukup tinggi, hatinya masih diselimuti oleh amarah. Ya, Wisnu sangat marah saat melihat Indah sedang tersenyum dan tertawa bersama dengan Adam, Wisnu sangat cemburu melihat Indah dan Adam begitu akrab.

Indah ingin menegur cara berkendara suaminya, namun ia urungkan niatnya setelah melihat wajah Wisnu yang terlihat sangat fokus pada jalanan. Sejak masuk dalam mobil tadi Wisnu dan Indah tidak ada yang membuka suara, mereka bersama dalam diamnya.

Saat sudah tidak bisa mengendalikan dirinya lagi, wisnu menepikan mobilnya di jalan. Wisnu keluar dari mobil dan mengambil nafas dengan kasar, ia butuh udara segar untuk menenangkan hati dan pikirannya.

Wisnu tidak ingin menyakiti Indah, apalagi ia baru saja berbaikan dengan indah. Namun ia sungguh tidak bisa menahan rasa cemburunya tadi.

Setelah menenangkan hatinya Indah keluar mobil dan mendekati Wisnu. "Mas," Indah mengelus pundak suaminya itu.

"Kita bicarakan di rumah saja," Wisnu membukakan pintu untuk Indah dan setelahnya ia kembali ke kursi kemudi dan melaju membelah jalanan ibu kota untuk segera sampai di rumah mereka.

***

Setelah kejadian tadi, Pita langsung meninggalkan retoran menggunakan taxi, ia berharap Indah dan Wisnu bisa membicarakan masalah mereka dengan kepala dan hati yang sudah dingin. Pita tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa rumah tangga sahabatnya itu.

"Aku harus kembali kekantor, tadinya kami ingin makan siang di sini dan mengucapkan selamat atas pembukaan restoran milik mu. Tapi kau sangat tahu bagaimana protektifnya Wisnu kepada Indah, aku harapa kau mengerti," jelas Ahmad pada kakak iparnya itu, walaupun Adam adalah kakak iparnya namun mereka seumuran.

"Ya, aku sangat mengerti jika Wisnu sampai saat ini masih menganggap diriku sebagai saingannya," dengus Adam kesal.

Ahmad menepuk pelan pundak Adam dan berlalu pergi, hilang sudah selera makanya karena keributan yang Wisnu buat. Ahmad pamit untuk kembali ke kantornya ia harus menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum kembali ke Bogor menemui istrinya yang manja, ah dua hari setelah pulang dari Samarinda ia tidak bisa langsung ke Bogor karena masih ada pekerjaan dengan Wisnu di Jakarta.

Diana masih setia mendekam di dalam toilet, menghapus air matanya yang sejak tadi tidak berhenti menetes. Baru pertama kali jatuh cinta sudah merasakan sakitnya patah hati.

"Kenapa harus denganmu aku jatuh cinta," lirih Diana.

Diana keluar dari bilik toilet lalu mencuci tangan dan mukanya di wastafel. Ia mengeluarkan bedak dan lip cream dari dalam tasnya, mempoles sedikit wajahnya agar tidak ketahuan Adam jika dia habis menangis.

Adam menyerahkan pekerjaan pada supervisor restoran, pikirannya begitu kalut untuk membantu mereka. Adam menyenderkan punggungnya di sandaran kursi di ruang kerjanya.

Pintu ruangan Adam di ketok, "Masuklah."

"Maaf mengganggu, gue cabut duluan ya," Diana hanya menengok dari balik pintu tanpa ada niat untuk masuk, karena takut Adam menyadari jika ia habis menangis.

Adam menyipitkan matanya, memperhatikan keadaan Diana. Adam langsung berdiri menghampiri Diana dan menarik tangan wanita itu untuk duduk di sofa, sedangkan Adam duduk di lantai dengan bertumpu lutut.

SECOND MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang