Part 21 - Disaster

10.7K 686 249
                                    

Happy Reading
Hope you like and enjoy this chapter

***

Hari telah berganti hari, bulan telah berganti bulan. Baik Indah maupun Diana masih menetapkan pada hati yang ia cintai. Sesakit apapun perlakuan yang Wisnu berikan padanya tidak mengurangi sedikitpun cinta Indah pada Wisnu. Begitu pula dengan Diana, walaupun cintanya sudah di tolak oleh Adam namun perasaan itu masih ada dan tumbuh semakin besar di hatinya.

Indah dan Pita hari ini sedang berada di Bandara Soekarno Hatta, mengantarkan Diana yang akan pergi ke Swiss untuk menemui orang tuanya di sana dan menjalankan usaha milik keluarga. Setelah kejadian dua bulan yang lalu, mereka menjadi semakin dekat, Indah, Pita dan Diana.

"Gue baru aja ngerasain punya temen selain Indah, lo udah mau pergi aja," Pita merasa sedih, karena hampir setiap malam Pita menemani Diana dalam kegalauannya akibat patah hati.

"Sorry ya, bokap udah lanjut usia buat ngurus usaha di sana dan Cuma gue yang bisa mereka harapin," jawab Diana yang tak kalah sedihnya, sebenarnya ia masih betah di Jakarta hanya saja semakin lama ia bertemu Adam semakin besar cintanya untuk Adam.

"Lo benaran gak mau kasih tau Adam kalau balik hari ini?" tanya Indah.

"Gak, buat apa! Dia mencintai wanita lain dan gue gak bisa maksa Adam untuk balik cinta sama gue," terang Diana. Diana dan Pita sepakat untuk tidak memberitahukan Indah tentang siapa wanita yang di cintai Adam.

"Lo cantik dan baik hati, kenapa Adam tidak melihatnya sih," gumam Indah.

Diana tersenyum dan memeluk Indah, "Dia wanita yang sangat super luar biasa, dia lebih segalanya di bandingkan gue. Dia cantik, solehah, pandai masak, penyayang dan orang tersabar yang pernah gue kenal."

"Lo kenal sama cewek yang di sukai Adam," Indah penasaran, siapa wanita sempurna yang di sebutkan oleh Diana tadi.

Diana mengangguk dan beralih untuk memeluk Pita yang sudah menangis karena harus mengantarkan kepergian sahabat barunya itu.

"Lo janji ya bakal tetap ngabarin gue sama Indah, email gue kalau ponsel gue gak bisa di hubungin," terang Pita dengan kebawelannya.

"Ya ya akan gue ingat, gue pamit ya! Terima kasih sudah jadi sahabat gue dalam dua bulan ini. Singkat namun berkesan, gue sayang sama kalian," Diana memeluk Indah dan Pita secara bersamaan.

Akhirnya Diana memilih pergi dari Adam, meninggalkan kisahnya yang bahkan belum sempat di mulai. Bahkan ia tidak berani untuk sekedar berpamitan pada Adam, dua bulan ia mencoba kembali menjalin persahabatan dengan Adam, namun rasa cintanya semakin besar jika ia bertemu dengannya.

"Gue nitip surat ini ya buat Adam, gue yakin dia bakal ngerti," setelah memberikan surat dengan amplop berwarna merah itu pada Pita, Diana berjalan menuju gate keberangkatan sambil sesekali menoleh ke belakang dan melambaikan tangannya.

"Gue kehilangan temen jomblo gue," lirih Pita sedih.

Indah hanya tertawa kecil dan memeluk sahabatnya itu, "Ayok kita pulang, lo masih ada amanat untuk nyampein surat itu untuk Adam."

Diana memang sengaja meminta tolong pada Pita, karena jika ia meminta tolong pada Indah dan tanpa sengaja Wisnu tau, bisa bahaya rumah tangga Indah nantinya.

***

Wisnu sedang berada di kantornya, akhir-akhir ini pekerjaan menguras tenaga dan pikirannya. Belum lagi teror dari wanita itu yang mau mengungkapkan kejadian beberapa bulan yang lalu.

SECOND MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang