Part 28 - New Job

22.2K 1.1K 135
                                    

Happy Reading Guys
Hope you like and enjoy this chapter
Saranghae
Seni Seviyorum

***

Percayalah, perpisahan adalah hal terakhir yang Indah pikirkan dan pilih dalam rumah tangganya. Bagi Indah rumah tangga itu harus bisa menerima segala kekurangan serta kelebihan pasangan, namun wanita mana yang sanggup bila suaminya menghamili wanita lain yang bukan mahramnya. Sakit, jangan ditanya lagi, rasa itu seperti sahabat bagi Indah selama beberapa tahun terakhir dalam hidupnya ini. Sekarang Indah hanya perlu memikirkan masa depan dirinya dan calon bayi yang saat ini tengah ia kandung.

Beberapa malam ini Indah melakukan shalat istikharah, agar meyakinkan diri manakah yang lebih baik untuk ia jalanin kedepannya.Dan atas Ijin Allah Subhanahu wa Ta'ala ia meyakinkan diri dan hatinya untuk menerima tawaran Adam bekerja dan tinggal di cafe milik lelaki tersebut. Entah bagaimana nanti reaksi mantan suaminya jika tau ia bekerja dan tinggal di cafe itu, karena Indah sangat tau bahwa suaminya itu memiliki kebencian kepada Adam Ananta.

"Kau tidak betah tinggal di tempatku?" tanya Clara dengan wajah arogannya.

Indah menggeleng dan tersenyum, "Tentu tidak, bukan seperti itu Cla. Aku sangat suka tinggal di sini, kau dan Ferel sangat baik padaku. Hanya saja aku mendapatkan tawaran untuk bekerja di cafe dan kebetulan ada messnya untuk aku tinggali," terang Indah pada Clara.

"Milik Adam?" Tanya Clara sarkas.

"Kau kenal Adam?" Indah sedikit terkejut, ternyata Clara juga mengenal Adam. Ah ya, Indah lupa bahwa Clara adalah mantan kekasih Wisnu. Tentu saja Clara mengenalnya, Indah tidak tahu seberapa jauh hubungan Clara dan Wisnu dulu. Selama ini ia tidak pernah menanyakan perihal masa lalu orang lain, kecuali mereka sendiri yang bercerita padanya.

"Adam Ananta sepupu Wisnu, sepupu laki-laki yang selalu bersaing dengan Wisnu jelas saja aku mengenalnya. Kau begitu terburu-buru untuk meninggalkan tempat ini. Apa kau jatuh cinta pada Adam," Kebiasaan Clara kalau bicara tidak pernah ada filternya, selalu apa adanya bahkan tidak memikirkan bagaimana perasaan lawan bicaranya.

"Astagfirullahaladzim, bukan seperti yang kau pikirkan Cla. Aku menerima pekerjaan ini karena kehamilanku akan semakin membesar, jika aku bekerja dan tinggal di tempat yang sama, aku dapat menghemat waktu dan aku bisa istirahat lebih banyak. Kumohon jangan berprasangka buruk padaku," Indah terlihat sedih dengan ucapan Clara, karena sedikitpun ia tidak pernah terpikirkan untuk mencintai laki-laki lain lagi saat ini. Hatinya baru saja di hancurkan, ia bahkan belum sempat menyusun kembali kepingan-kepingan hatinya.

"Baiklah, aku mengerti. Maaf atas ucapanku tadi. Aku berharap ini yang terbaik untukmu dan bayimu," setelahnya Clara pergi meninggalkan Indah yang masih terlihat murung dan sedih.

"Terima kasih Cla," Setelah kepergian Clara, Indah bersiap menuju mini market, hari ini ia akan mengajukan surat pengunduran dirinya, semoga tidak ada drama penolakan dari bosnya itu.

"Semoga ini awal yang baik untuk kita ya nak," lirih Indah pelan.

"Assalamualaikum, Selamat pagi semuanya," Indah menyapa rekan-rekan kerjanya di mini market.

"Waalaikumsallam, wah mba Indah hari ini bahagia banget," celetuk maman office boy di mini market.

"Alhamdulillah di doain bahagia, Nita bos ada di ruangan gak ya?" tanya Indah.

"Kayaknya sih belum datang mba, motornya juga belum keliatan parkir di hatiku."

"Uuuuu, maumu nit," teriak Maman, Indah hanya tersenyum. Baiklah karena si bos belum datang jadi Indah memilih mengerjakan pekerjaannya terlebih dahulu, nanti jika si bos datang baru ia akan bicara tentang keinginannya untuk berhenti bekerja.

SECOND MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang