Happy Reading Guys
Hope you like and enjoy this chapter
Saranghae
Seni Seviyorum***
Adam bersandar di pintu sambil memperhatikan wanita cantik yang sedang sibuk menghitung pengeluaran cafe miliknya. Wanita pertama yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Wanita yang saat ini sangat dekat dari pandangannya namun tak sedekat itu untuk di rengkuh kedalam pelukannya.
"Sepertinya layar laptop lebih menarik dari pada wajah tampanku," kekeh Adam.
Indah tersenyum dan menampilkan wajah geli mendengar celotehan Adam. Indah sudah terbiasa mendengar celotehan Adam yang over percaya diri itu yang terkadang suka merayunya dengan kata-kata puisi yang membuat Indah semakin mual.
Sudah tiga bulan berlalu, Indah menjalani hari-harinya dengan sangat baik. Adam selalu memperhatikan kebutuhan Indah dan calon buah hati Indah, padahal Adam bukanlah suami ataupun ayah dari bayi yang sedang Indah kandung. Adam sangat ikhlas dan tulus melakukan semua itu, semata-mata demi kebahagian Indah yang selama ini sudah di rampas oleh Wisnu dan istri barunya itu.
"Kau mau merayuku dengan puisi dari siapa lagi kali ini?" tanya Indah menantang Adam yang masih tersenyum di sandaran pintu ruang kerja Indah.
Adam berjalan ke arah Indah dan duduk di depan meja kerja. "Jangan terlalu lelah, kasian si baby."
"Aku harus menyelesaikan laporan keuangan cafe ini, kalau tidak bosku yang galak itu akan memarahiku."
Adam pura-pura memasang wajah kaget "Astaga aku baru tahu jika kau memiliki bos yang galak, apa dia pendek gendut dan berkumis?"
Indah pura-pura berfikir dan menganggukan kepala "sepertinya begitu, ditambah dia sangat suka sekali mengganggu pekerjaan karyawannya," kekeh Indah semakin geli.
"Sudahlah, aku lelah bercanda terus. Tutuplah laptopmu mari temani aku makan, Lio chef yang kemarin baru masuk itu mau menghidangkan menu baru, kita harus mencicipinya terlebih dulu," ajak Adam.
Indah segera menutup laptopnya setelah menyimpan semua pekerjaan yang sudah ia selesaikan, walaupun cafe ini milik Adam, Indah tetap profesional dalam menjalankan pekerjaannya. Indah tidak ingin di spesialkan karena memiliku hubungan dekat dengan pemilik kafe, ia ingin di samakan dengan karyawan lainnya.
"Wahhh wangi sekali." ucap Indah dan Adam berbarengan.
"Silahkan di coba Mas Adam dan Mba Indah," Lio sang chef baru di Garden Cafe mempersilahkan Sang pemilik cafe serta manager keuangan untuk segera mencicipi menu baru hasil kreasinya, ia sangat berharap menu kali ini bisa lulus uji kelayakan dari sang pemilik cafe.
"Enak," Adam menganggukan kepalanya dan tersenyum ke arah Lio, walaupun enak Adam tetap harus memakannya sampai habis agar ia bisa tahu masakan chefnya beneran enak atau malah membuat enek saat pertengahan jalan saat memakannya.
"Ini beneran enak, kau sangat hebat Lio. Bahkan aku tidak mual sedikitpun, padahal akhir-akhir ini aku sangat susah untuk makan karena kehamilanku ini," Indah merasa sangat senang sekali, akhirnya bisa makan tanpa merasa mual dan tidak ada tanda-tanda akan memuntahkan kembali isi perutnya.
"Kau harus mengajariku memasak Lio," lanjut Indah yang masih semangat untuk mencicipi menu-menu lain yang tersaji.
"Terima kasih mba Indah untuk pujiannya, Lio senang kalau mba Indah bisa makan dengan lahap tanpa muntah seperti biasa hehehe," jawab Lio yang sangat senang mendapatkan respon positif tentang masakakan yang ia buat.
Adam mengambil tisu dan membersihkan sisa makanan di mulutnya, " Indah benar, ini enak dan aku rasa ini bisa menjadi menu spesial di cafe ini," terang Adam. Mata Lio langsung berbinar mendengar masakannya hari ini akan dijadikan menu spesial.
"Terima kasih mas Adam, saya sangat senang dan beruntung menjadi bagian dari cafe ini, sekali lagi terima kasih," Lio sangat senang, ia menuju dapur dengan perasaan yang sangat bahagia.
"Lio bahagia sekali sepertinya," Indah tersenyum senang melihat Lio yang tidak berhenti tersenyum.
"Ya, aku bisa melihatnya." Adampun ikut tersenyum.
***
Sudah hampir pukul enam sore, Indah memilih untuk menghentikan pekerjaannya dan kembali ke kamarnya, ia sudah sangat lelah dan ingin segera membersihkan diri lalu menunaikan kewajibannya untuk shalat maghrib.
Indah merasa lebih tenang setelah menjalankan shalat maghrib, ya hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala Indah dapat mencurahkan segala isi hatinya. Indah ingin melupakan masa lalu yang membuatnya sedih dan memulai kehidupan yang baru, dan di sinilah dirinya memulai semua dengan baik, ia berharap semoga kedepannya ia dan anaknya dapat hidup dengan baik tanpa bayang-bayang masa lalu.
Indah juga sudah memberitahu keadaannya kepada orangtuanya, awalnya Ayah dan Ibunya sangat marah dan kecewa karena Indah menutupi semuanya dari mereka. Ayah dan Ibunya ingin menyusul Indah ke Jakarta, mau menemui Wisnu namun Indah melarang. Indah meyakinkan kedua orangtuanya bahwa ini memang sudah takdir yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala tetapkan untuh hidupnya, dan orangtua Indah hanya bisa pasrah dan berdoa yang terbaik untuk putri mereka.
Suara ketukan pintu kamar membuyarkan lamunan Indah.
"Mba indah, anu dibawah Mas Adam." Salah satu pelayan cafe menghampiri kamar Indah, ia terlihat kesulitan bernafas karena habis berlari."Mas Adam kenapa?" Tanya Indah khawatir.
"Anu mba, Mas Adam sepertinya habis bertengkar, wajahnya lebam-lebam."
Tanpa banyak tanya Indah langsung menyusul Adam ke cafe, dan benar saja di meja sudut Adam sedang menghela nafas berat seperti menahan amarahnya.
"Adam, kamu kenapa?" Tanya Indah khawatir, sambil meminta tolong salah satu rekannya untuk mengambil kompresan dan kotak P3K.
Adam tersenyum melihat wajah khawatir itu "Aku baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir."
"Bagaimana aku tidak khawatir, wajahmu babak belur seperti itu?" Indah menerima kotak P3K dan mengucapkan terima kasih pada rekan kerjanya.
Indah membersihkan beberapa luka diwajah Adam lalu mengoleskan obat pada lebam- lebam yang sudah membiru.
"Kau habis dipukuli siapa?" Indah bergidik ngeri, apa Adam bermasalah dengan preman atau sejenisnya.
"Ini hiasan yang dibuat mantan suamimu diwajah tampanku, arghh Wisnu memang hobi sekali merusak maha karya Tuhan ini," kekeh Adam sambil mengelus dagunya, Indah yang tadinya khawatir jadi tersenyum geli.
"Kalian selalu bertengkar, mau sampai kapan?" Indah hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil, Wisnu entah kapan ia akan melupakan mantan suaminya itu.
"Sampai aku bisa mendapatkan hatimu, menjadikanmu milikku, dan setelahnya akan kupastikan tidak ada lagi orang yang bisa menyakitimu" ucap Adam.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND MARRIAGE
ChickLitRank 1 #Pengagumrahasia 26/09/2018-04/10/2018 Rank 4 #Pelakor 20/09/2018 Rank 3 #Perselingkuhan 09/09/2018 Rank 3 #Setia 13/09/2018 I'm So Happy guys 😍😍😍 -Indah Ramadani- Pernikahan dengan dasar cinta yang dibayangkan Indah Ramadani, ternyata t...