Part 22 - Separation

10.9K 848 238
                                    

Happy Reading
Hope you like and enjoy this chapter

***

Adam menerima sepucuk surat dari Diana yang di titipkan melalui Pita, hatinya terenyuh membaca setiap kata yang di tuliskan oleh sahabatnya itu, tak bisa diingkari jika ia pun merasakan kesakitan yang dirasakan oleh Diana.

Adam tidak menyangka jika patah hati Diana akan separah itu, jika cinta bisa di arahkan ia ingin sekali jatuh cinta pada sahabatnya itu dari pada jatuh cinta pada seseorang yang tidak mungkin bisa ia miliki, namun hati tidak bisa di kendalikan pada siapa ia akan berlabuh.

"Angkat telpon gue, dee," Adam sejak tadi mondar mandir di ruang kerjanya dengan diliputi rasa gelisah.

Adam bergegas mengambil kunci mobilnya dan segera berlari menuju mobilnya, ia ingin ke Bandara menemui Diana. Adam tidak ingin Diana pergi dengan membawa rasa sakit di hatinya, ia ingin Diana pergi dengan kebahagiaan dan tidak ingin membawa rasa sakit yang ia ciptakan di hati gadis itu.

***

Adam telah sampai di Bandara namun semua sudah terlambat, pesawat yang di tumpangi oleh Diana telah lepas landas. Adam mengatur nafasnya yang terasa sesak karena sejak tadi berlari.

"Kenapa Dee, kenapa lo pergi tanpa pamit," Adam duduk di sebuah kursi tunggu di bandara. Entah kenapa hatinya terasa sakit mengetahui Diana pergi meninggalkannya tanpa sepatah katapun.

"Apa luka itu, melupakan bahwa aku adalah sahabatmu," Adam mengusap wajahnya yang frustasi.

*** 

Indah, Lisa dan Ana sedang asyik mengobrol saat Wisnu datang dengan membawa seorang wanita. Sontak ke tiga wanita itu bingung dan saling melemparkan pandangan.

"Mas," Indah memperhatikan seorang wanita yang datang bersama dengan suaminya itu. Rasanya tidak sopan memperlakukan tamu seperti itu, melihat dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Indah merasa tidak asing dengan wanita di samping suaminya itu, seperti pernah bertemu sebelumnya.

"Silahkan duduk mba?" tawar Indah dengan senyum yang terlihat sedikit di paksakan.

"Wisnu, kenapa jam segini sudah pulang nak? dan siapa wanita ini?" tanya Ana yang sangat penasaran, Wisnu menghampiri dan mencium tangan ibunya.

Indah dan Lisa berdiri menghampiri Ana dan Wisnu. Indah merasakan ketegangan dalam wajah suaminya itu, perasaannya jadi tidak enak. Lisa terus menggenggam tangan Indah, ia tau istri kakak sepupunya ini sedang gugup tangannya saja sudah terasa dingin.

"Ada apa mas?" Indah mendekati suaminya, berusaha mencari tau apa yang menyebabkan suaminya ini terlihat tegang.

"A...Aku," Wisnu terbata, ia tidak sanggup mengatakan kenyataan ini kepada Indah, apalagi akhir-akhir ini dia sudah sering mengabaikan Indah.

"Kamu kenapa mas?" Indah semakin tidak sabar mengetahui maksud dari suaminya, Lisa hanya bisa mengelus lengan Indah dan mengucapkan sabar beberapa kali.

"Aku akan menikah dengannya?" terang Wisnu.

Indah, Lisa serta Ana hanya diam, mereka terkejut mendengar penuturan Wisnu.

"Mas, dia siapa? Kenapa ingin menikah dengannya?" tanya Indah hati-hati, walaupun perasaannya saat ini sedang kacau ia tidak ingin mengambil resiko menerima amukan dari suaminya.

"Aku Jane, bukankah kita sudah pernah bertemu, Saat kau melihat dia menciumku di sebuah hotel," Jane mengulurkan tangannya dengan senyum angkuhnya.

SECOND MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang