Part 18 - Jealous

8.8K 545 56
                                    

Hai Happy Reading
Hope you like and enjoy this chapter
Love you

***


Adam masih sibuk mengurus D'Gardens Resto. Maklum saja restoran baru buka beberapa hari lalu, jadi masih banyak pengunjung yang datang untuk menyantap menu special di restoran milik Adam atau hanya sekedar minum sambil nongkrong.

Untung ada Diana yang selalu siap membantu Adam, untuk sementara Diana membantu karyawati baru di kasir sedangkan Adam membantu para karyawan melayani pelanggan yang datang.

"Fiuhhh," Adam menghampiri Diana di kasir untuk memberikan nota pembelian di setiap meja.

"Jangan mengeluh, di syukuri apa yang sudah Allah Swt berikan," gumam Diana, ia tertawa melihat ekspresi Adam yang kelelahan.

"Gue gak ngeluh ya, Gue bersyukur restoran ini tidak sepi pengunjung sejak grand opening, jawab santai Adam sambil menempelkan kepalanya pada pundak Diana, membuat Diana semakin bingun dengan perasaannya saat ini.

"Dam, gue gak bisa kerja kalau lo nempel mulu gini."

"Iya, Bawelll," Adam menarik hidung mancung milik Diana, lalu bergegas untuk membantu karyawan lain.

"Kenapa dengan jantungku ini Tuhan, perasaan apa ini," lirih Diana dalam hati.

***

"Loe sejak tadi senyum-senyum sendiri, mikirin apa sih?" tanya Pita pada Indah.

Seminggu ini Pita sedang mengambil cuti tahunan, karena belum mengetahui akan liburan kemana, jadinya pagi-pagi ia sudah merecok kerumah Indah.

"Gue lagi bahagia," jawab santai Indah masih sambil tersenyum tidak jelas.

"Bahagia sih bahagia, tapi jangan senyum-senyum sendiri begitu, Ngerik tau gak sih. Entar orang kira gue temenan ama orang gila."

"Enak aja loe ngatain gue gila," Indah mendengus sebal pada Pita, ya walaupun sebal mana bisa Indah marah pada sahabatnya ini.

"Eh, lo tumben pagi-pagi udah main ke sini?" tanya Indah penasaran, karena yang Indah tau pekerjaan Pita sebagai Akuntan di perusahaan distributor bahan pangan itu sangat menyita waktunya. Pita begitu sibuk hingga membuatnya tidak memiliki kekasih sampai sat ini.

"Gue cuti."

"Berapa lama?" tanya Indah.

"Satu minggu, temenin gue jalan yok," ajak Pita.

"Gue ijin sama Mas Wisnu dulu," Pita hanya tersenyum dan mengangguk, sedangkan indah langsung berlari menuju kamarnya di lantai dua untuk mengambil ponselnya.

"Silahkan Mba Pita minuman dan makanannya di sambil," Bik Sri datang membawa dua cangkir teh hangat dan sepiring brownis coklat kering buatan Indah.

"Makasih ya bik," Pita tersenyum ramah.

"Sama-sama Mba Pita."

***

"Assalammualaikum, Hallo Mas, maaf Indah ganggu Mas Wisnu. Indah mau ijin pergi dengan Pita sekalian mau belanja bulanan."

"Waalaikumsallam, Baiklah. hati-hati. Mas sedang buru-buru mau meeting lima menit lagi, Assalammualaikum," Wisnu langsung memutuskan sambungan telpon setelah mendapat balasan dari Indah.

Karena sudah mendapatkan ijin dari suaminya, Indah bergegas untuk segera mengganti pakaiannya, menyiapkan tas dan perlengkapan yang akan ia bawa.

Dan tak beberapa lama ponsel milik Indah bergetar, menandakan ada pesan masuk dan itu dari suaminya.

SECOND MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang