11 || Reza Adrian

2.8K 159 8
                                    

"Aku tidak akan pernah menunjukkan kerapuhanku, bahkan untuk seorang iblis sepertimu."

—Cahaya Permata. P—

***

"Cahaya, lo kenapa? Lo sakit?" tanya Adelia panik.

Cahaya yang sedang memejamkan matanya di atas tangannya yang menjadi tumpuannya hanya berdeham sebagai jawaban.

Ariesta memegang kepala Cahaya. "Astaga Cahaya. Panas banget kepala lo. Kita ke UKS sekarang."

Cahaya mendongakkan kepalanya, menatap kedua temannya bergantian. "Nggak usah, cuma pusing dikit doang."

"Pokoknya lo ikut kita ke UKS sekarang. Nggak ada bantahan."

Cahaya hanya pasrah mengikuti kemauan kedua temannya untuk ke UKS. Ia meringis saat kepalanya terasa begitu nyeri dan pusing melanda dirinya. "Lo nggak pa-pa? Masih kuat jalan nggak?"

"Gue nggak pa—" Ucapan Cahaya terputus ketika tiba-tiba tubuhnya ambruk begitu saja di koridor lantai satu.

Ruang UKS tinggal berjarak beberapa meter saja. Tapi Cahaya sudah pingsan duluan sebelum sampai ke ruang UKS.
Ariesta dan Adelia terus meminta tolong. Tapi hanya beberapa murid datang ke arah mereka karena sekarang yang masuk jam istirahat pertama. Jadi, para murid lainnya sedang berada di kantin.

Seorang siswa langsung mengangkat tubuh Cahaya begitu melihat beberapa murid yang tengah mengerubungi Cahaya. Siswa itu menggendong Cahaya ala Bridal Style, membawanya ke dalam UKS. Kemudian merebahkan Cahaya dengan hati-hati di atas ranjang kecil yang ada di sana.

"Ini Cahaya kenapa?" tanya Dimas, siswa yang pernah ditolong oleh Cahaya yang juga merupakan anggota PMR yang sedang bertugas hari ini.

"Ya sakit lah, pake nanya lagi lo," ujar siswa yang menolong Cahaya dengan sinis. Dimas hanya menunduk takut. Tidak berani bertanya lagi.

"Makasih ya kak Reza udah mau gendong Cahaya sampai sini," kata Ariesta sambil tersenyum manis.

Reza tersenyum. "Santai," ucapnya.

Tadinya Reza berniat untuk tidur di UKS. Tapi langkah kaki Reza berhenti di depan pintu UKS saat melihat beberapa murid tampak mengerubungi seseorang. Dan begitu tahu siapa yang tengah dikerubungi para murid, dengan segera Reza langsung menggendong Cahaya untuk membawanya ke UKS.

Reza mengambil duduk di bangku yang letaknya di samping ranjang kecil yang Cahaya tempati. Sedangkan Ariesta dan Adelia memilih duduk di sofa. Mata Reza menatap lekat wajah Cahaya yang begitu pucat tapi tetap cantik di waktu yang bersamaan.

"Ambilin minyak kayu putih," titah Reza pada Dimas yang sedang berdiri di sampingnya seraya menundukkan kepalanya. Dengan cepat Dimas langsung mengambil minyak kayu putih yang ada di atas nakas yang lalu memberikannya pada Reza.

Ariesta dan Adelia beranjak dari posisinya. Mendekat ke arah Reza yang sedang mendekatkan minyak kayu putih yang sudah dibukanya ke hidung Cahaya. Perlahan Cahaya mulai membuka matanya dan memegang kepalanya yang pusing dan terasa nyeri. "Gue ada di mana?"

"Lo lagi ada di UKS. Tadi lo pingsan," kata Reza.

"Iya, tadi Kak Reza yang bawa lo ke sini," jelas Ariesta.

Melihat Cahaya yang ingin duduk, Adelia menahannya agar Cahaya kembali tertidur. "Udah deh, mending lo nggak usah banyak gerak dulu," katanya.

Dimas membetulkan letak kacamatanya yang melorot. "Mending kamu pulang aja deh, istirahat di rumah. Nanti aku mintain surat izinnya ke guru BK terus sekalian antarin kamu pulang. Sekalian sebagai ucapan terima kasih aku ke kamu karena udah nolong aku waktu itu."

Imperfection : Trapped With Troublemakers✓ [Republish+Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang