"Detik waktu berjalan, semakin lama, aku takut rasa itu semakin tak bisa ku sematkan."
—Calileo Abimana Bramasta—
***
Cahaya tidak menyangka ia benar-benar bisa terbebas dari Leo. Ia pikir ucapan Leo hanya bualan semata. Tapi, Leo benar-benar serius akan ucapannya. Ia tidak sedikitpun mengganggu ketenangan Cahaya hari ini.
"Muka lo cerah banget hari ini. Kayak orang abis menang lotre," celetuk Adelia tanpa memedulikan Bu Mina, guru Seni Budaya yang tengah tertidur di mejanya yang membuat kelas ini sudah serasa di ragunan.
Bu Mina memang begitu. Kalau mengajar pun kadang tidak jelas. Yang ketika bicara seperti orang kumur-kumur. Belum lagi kalau parfum yang menguar dari mulutnya. The best sekali. Harum bunga Raflesia Arnorldi yang langka. Makanya ketika para murid berhadapan dengannya langsung tutup hidung.
Bu Mina juga suka marah-marah tidak jelas. Kadang, kata-kata ragunan dibawa-bawa olehnya. Kadang juga, ia melempar sepatu haknya ke kepala murid yang membuatnya kesal.
Di beberapa kelas mungkin takut padanya. Tapi di XI-Mia 4, para murid justru berontak. Bagi penghuni kelas ini, Bu Mina tidak pantas menjadi guru. Karena ia seenaknya melempar sepatu haknya. Kalau kepala anak murid bocor atau geger otak memangnya ia mau tanggung jawab?
Tidak heran kalau ia suka jadi bahan hujatan para murid di sekolah. Bahkan para guru lain pun juga tak suka pada Bu Mina.
Dii bangku belakang, ada Adli yang sedang asyik tiduran di lantai. Berasa di rumah nenek. Ia tengah asyik nonton film biru di ponselnya.
Beralih ke depannya. Ada Cayo dan Lingga yang tengah asyik ngerumpi dengan anak perempuan yang heboh sendiri membahas seputar Blackpink yang baru datang ke Indonesia karena diundang Shopee.
"Ini lebih dari sekadar menang lotre," kata Cahaya setelah lamanya mengamati para murid di kelasnya.
Tak lama setelahnya bel istirahat pun berbunyi. Membuat Bu Mina seketika bangun. Ia pergi keluar menuju ruang guru bertepatan dengan para murid yang keluar dari kelas, hendak nyabu* di kantin.
"Yaelah senangnya bebas dari Leo," celetuk Ariesta.
"Banget."
"Yaudah yok kantin. Laper bat gue," ajak Adelia yang diangguki oleh Cahaya dan Ariesta.
Mereka melangkah keluar kelas hendak menuju kantin. Tapi tiba-tiba segerombolan siswa berjalan melewati mereka. Membuat Ariesta, Adelia, dan Cahaya seketika menghentikan langkahnya. Mereka menatap lamat-lamat gerombolan siswa itu yang seperti ingin demo masal.
"Itu pada kenapa?" tanya Cahaya heran.
"Itu bocah Belati. Kalo rame-rame gini, biasanya mau ngumpul. Ada yang penting," jawab Adelia dengan berbisik di telinga Cahaya.
"Biasanya nih, besok pasti bakalan ada adegan berantem gitu," sahut Ariesta.
Cahaya menatap gerombolan siswa tadi yang mulai hilang entah ke mana dengan bingung. Apa berarti Leo dan Reza akan terlibat aksi pukul-pukulan besok?
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfection : Trapped With Troublemakers✓ [Republish+Remake]
Teen Fiction[❎PLAGIATOR❎] #BBS [Bastard Belati Series] #1 Sebuah ketidaksempurnaan yang menjadi sempurna karena adanya cinta. Dan cinta membuktikan segalanya bahwa sebuah rasa itu nyata. ...