"Kadang luka adalah pelajaran berharga yang bisa kita jadikan acuan untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya."
—Imperfection—
***
Suasana pagi yang segar sekarang masih belum bisa membuat mood seorang insan membaik. Justru kepalanya sekarang serasa terbakar karena emosi. Mungkin jika bisa, sekarang kepalanya akan berasap.
Seperti biasa, dua insan lagi-lagi bertengkar. Hal itu membuat seorang lagi cekikikan sendiri. Adalah Anjani. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya seraya menahan tawa saat melihat dua anak muda tengah sibuk bertengkar hanya karena masalah sepele yang disebabkan oleh satu perempuan.
"Cahaya berangkat sama gue," kata Leo tidak ingin dibantah.
"Enak aja. Cahaya bakalan berangkat sama gue," kata Reza sarkas.
Cahaya memutar bola mata jengah. Beberapa detik kemudian ia langsung pamit pada Anjani lalu menyaliminya setelah driver Go-Jek yang ia pesan sudah datang.
Reza dan Leo masih sibuk bertengkar dengan adu mulutnya—meski Leo tidak banyak bicara, Reza yang mendominasi di sana. Bahkan ketika Cahaya sudah naik ke atas motor driver Go-jek itu, Reza dan Leo masih saja sibuk berdebat. Sepertinya mereka tidak sadar akan kedatangan driver Go-Jek itu.
"Hati-hati, Cahaya." Anjani melambaikan tangannya saat Cahaya ingin pergi.
Barulah Reza dan Leo langsung berhenti berdebat dan menoleh ke arah belakang—tidak jauh dari mereka—dan Cahaya baru saja pergi dengan driver Go-jek. Sepertinya Anjani sekongkol dengan Cahaya jika dilihat dari ekpresinya sekarang yang sedang menahan tawa. Secepat kilat mereka langsung pamit dan mencium tangan Anjani.
"Saya pamit, Tante," kata Leo yang langsung masuk ke dalam mobilnya.
"Doain ya ... supaya Reza bisa cepat jadian sama Cahaya, Tante ipar." Teriak Reza dari atas motornya.
"Hati-hati kalian .... Jangan ngebut." Lalu tawa Anjani pecah begitu saja saat Reza dan Leo sudah pergi dari tempat.
***
"Ayo kak makan. Buka mulutnya dong!"
Cahaya memutar bola mata jengah saat menyaksikan aksi suap-suapan yang ada di depannya.
"Ciee, ciee ... yang udah taken mah beda," goda Adelia.
Sedangkan Ariesta hanya tersenyum malu-malu. Hal yang tidak pernah Ariesta lakukan sebelumnya. Karena biasanya, Ariesta sukanya malu-maluin.
"Yo, nanti gue nambah ya ...." Fariz yang baru saja kembali ke meja dengan piring ketoprak yang dibawanya berceloteh.
"Gue juga," sahut Ahwal.
"Bangsat lo pada. Bangkrut lah gue bangke." Rio mendelik kesal. Sedangkan Ahwal dan Fariz yang baru saja duduk langsung terkekeh.
"Udah nanti gue yang bayarin kalo makan kalian kurang." Ariesta tersenyum. "Tapi jangan bilang anak Belati ya ... soalnya duit gue nge-pas," bisiknya.
"Udah nggak usah." Rio berkata kesal. "Lo berdua kalo mau nambah, ntar gue yang bayar. Puas lo berdua?!"
"Nah gitu dong .... Kalo mau ngasih PJ itu jangan setengah-setengah, Yo," kata Fariz kembali terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfection : Trapped With Troublemakers✓ [Republish+Remake]
Teen Fiction[❎PLAGIATOR❎] #BBS [Bastard Belati Series] #1 Sebuah ketidaksempurnaan yang menjadi sempurna karena adanya cinta. Dan cinta membuktikan segalanya bahwa sebuah rasa itu nyata. ...