34 || Holiday

2K 93 13
                                    

"Dengan cara pandang berbeda, kita akan mengerti akan hadirnya luka. Luka ada untuk menjadi pengiring tawa, suka dan duka. Menjadi suatu pelengkap dari kehidupan yang fana."

—Imperfection—

***

Leo bersyukur bisa mengenal perempuan tomboy dan galak seperti Cahaya. Bagi Leo, Cahaya mempunyai sinarnya tersendiri. Kebaikan dalam hatinya. Seperti sekarang. Dengan adanya Cahaya, Leo bisa merasakan lagi apa itu rasa suka. Atau mungkin lebih tepatnya apa itu jatuh cinta.

Leo tidak ingin menyimpulkannya terlalu cepat. Karena rasanya, Leo masih terlalu muda untuk paham apa itu arti cinta. Masih terlalu dini untuk berkata cinta. Karena sesungguhnya, perasaan cinta itu rumit. Kadang juga tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata.

"Keren!" Cahaya berkata antusias.

Leo tersenyum kala Cahaya berlari yang lalu berkata, "Ayo buruan, Leo!" Cahaya memanggil Leo dengan isyarat tangannya yang seakan menyuruh Leo untuk mendekat. Dan hal itu cukup mampu untuk membuat Leo tersenyum lagi.

"Hati-hati, Cahaya," kata Leo ketika Cahaya dengan terburu sudah memanjat naik. Leo mengikutinya. Ketika tiba di atas, Leo tertawa karena melihat wajah cerah Cahaya.

Mereka sekarang sudah berada di atas rumah pohon yang letaknya tidak jauh dari villa milik Bramasta. Mereka kini tengah berlibur di kawasan Puncak. Mentari pagi yang belum hadir sempurna juga udara yang sejuk menjadi pelengkap di tempat itu. Menambah keindahan nyata di mata Cahaya dari atas sana.

 Menambah keindahan nyata di mata Cahaya dari atas sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisa-bisanya lo tau tempat yang kayak begini." Cahaya yang kemudian teringat sesuatu kembali berucap, "Oh iya, gue lupa. Villa yang kita tempati itu 'kan punya lo. Jadi udah pasti lo sering  datang ke sini.

"Lo suka?"

"Banget."

Leo tersenyum lagi. Kemudian cowok itu langsung duduk di samping Cahaya begitu Cahaya sudah duduk di pinggir rumah pohon yang tanpa pembatas itu.

"Nanti yang lain pasti pada nyariin," kata Cahaya.

"Biarin aja." Balas Leo cuek. "Lagian gue mau berdua aja sama Lo."

Cahaya mendesis sinis. Leo tertawa. Semenjak mereka resmi berpacaran, perlahan sikap Leo berubah pada Cahaya. Dan sialnya, Leo jadi tambah mengesalkan di mata Cahaya.

"Kenapa lo ketawa?" tanya Cahaya galak.

"Emangnya salah? 'Kan di sini nggak ada larangan buat orang lain tertawa."

"Ya udahlah terserah lo." Cahaya mengibas tangan tidak peduli. "Puas-puasin tertawa mumpung lagi ada di tempat yang seindah ini."

Leo tertawa lagi. Membuat Cahaya harus melihatnya lagi. "Alasan gue bisa tertawa di tempat ini ... ya karena lo, Cahaya."

Imperfection : Trapped With Troublemakers✓ [Republish+Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang