“Ngapain sih lo berhenti di sini?” Cahaya mendengus kesal saat Reza memberhentikan motornya di pinggir jalan."Makan dulu, laper bat gue, parah. Suer deh. Udah ayok!" Reza menuntun Cahaya ke tempat penjual makanan yang ada di pinggir jalan.
Dengan malas Cahaya menarik bangku, lalu duduk dengan posisi berhadapan dengan Reza. "Lo nggak suka makan di pinggir jalan ya? Kalo nggak mending kita pindah tempat aja yok."
Reza hendak berdiri namun tangannya ditahan oleh Cahaya. Katanya, "Udah di sini aja."
"Ternyata lo emang beda dari cewek lainnya. Kalo cewek lain mah biasanya ogah gue ajak makan di—"
"Halah banyak bacot lo. Cepatan pesanin makanannya!" selak Cahaya kesal.
"Iya-iya," ucap Reza melas.
Tak lama setelahnya, Reza pun mulai memesan makanan dan minuman untuk dirinya dan juga Cahaya. Lalu, setelah apa yang dipesannya sudah jadi. Salah seorang dari dua penjual mengantarkannya ke meja Reza dan Cahaya.
Setelah satu suapan makanan berhasil dikunyahnya, Reza kembali menatap Cahaya. Katanya, "Lo jutek banget sih, emangnya gue ada salah ya?"
"Pikir aja sendiri." Cahaya jadi kesal.
Reza meminum minuman di gelasnya. Ia berkata, "Perasaan gue nggak ada salah deh sama lo."
Cahaya mendengus, tambah kesal. "Nggak usah pura-pura bego! Lo kan yang udah ngasih tau alamat rumah gue ke Leo?!"
Reza tersentak, kaget dengan ucapan Cahaya yang setengah membentak. Mereka kini jadi pusat perhatian di sana. "Gue nggak pernah kasih tau alamat rumah lo ke Leo, Cahaya."
Cahaya meminum minuman miliknya, ingin meredakan sedikit amarahnya meski mustahil. Ia jadi tidak nafsu makan. Sudah kenyang. Padahal makanannya baru dimakan sedikit olehnya. "Kalo bukan lo yang ngasih tau alamat rumah gue ke Leo terus siapa? Setan?!"
"I swear to God. Bukan gue yang kasih tau ke Leo!" seru Reza membela diri.
Reza tampak berpikir. "Mungkin dia dapat alamat rumah lo dari teman lo kali."
Cahaya mendengus. "Yang tau rumah gue cuma lo!"
Ah, Reza jadi kesal sendiri. Gara-gara Leo ia jadi kena semprot Cahaya. Sialan, dasar teman laknat!
Reza tampak berpikir lagi. Sedangkan Cahaya memasang tampang gahar menunggu jawabannya. Seperti singa yang ingin memakannya saat itu juga. "Pasti Leo dapet alamat lo dari buku informasi siswa di TU!" Seru Reza sedikit heboh. Seperti akan mendapat hadiah dari teka-teki yang ia pecahkan.
Cahaya tampak berpikir sejenak. Mencoba mencerna jawaban Reza yang sepertinya masuk akal. Kalau memang benar begitu kenyataannya, Cahaya jadi malu sendiri. Merasa bersalah karena sudah menuduh Reza tanpa bukti.
Reza tersenyum manis. "Berarti semuanya udah clear 'kan? Udah nggak marah lagi 'kan? Sekarang kita teman loh. Jangan gahar lagi."
Cahaya memasang tampang jutek dan dingin. Katanya, "Sementara jawaban lo gue terima. Tapi bukan berarti gue percaya sama lo. Bisa aja 'kan lo cuma cari alasan."
"Yaudahlah mending sekarang makan dulu. Nggak usah selek mulu," Reza mendekatkan wajahnya kepada Cahaya. Hingga sempat membuat Cahaya ingin menabok Reza dengan sepatunya. Tapi bisikan Reza mengurungkan niatnya. "Lo nyadar nggak, dari tadi orang ngeliatin kita mulu. Dikira kita pasangan yang lagi selek."
![](https://img.wattpad.com/cover/151403702-288-k515479.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfection : Trapped With Troublemakers✓ [Republish+Remake]
Teen Fiction[❎PLAGIATOR❎] #BBS [Bastard Belati Series] #1 Sebuah ketidaksempurnaan yang menjadi sempurna karena adanya cinta. Dan cinta membuktikan segalanya bahwa sebuah rasa itu nyata. ...