"Masalah boleh tiada henti menerpa. Tapi pantang menyerah dan mencari solusi adalah jalan terbaiknya. Dan jika semua terasa begitu sulit untuk dijalani, cukup hargai dirimu sendiri untuk bisa bangkit lagi."
—Imperfection—
***
"Nih." Leo yang tengah menatap lurus seketika langsung menatap Reza yang berdiri tepat di sampingnya. Cowok itu menyodorkannya minuman soda kaleng. "Lumayanlah buat ngedinginin otak Lo yang lagi konslet," kata Reza lagi.
Mereka kini sedang ada di balkon rumah Fariz. Hanya berdua. Teman-temannya yang lain memilih di ruang tamu saja. Menenangkan Fariz yang sepertinya masih syok karena barang-barangnya banyak yang rusak karena Leo.
Leo menerima minuman itu dengan kasar seraya mendengus. Katanya, "Sialan lo."
Reza terkekeh pelan. "Kerjaan Lo cuy, marah-marah mulu. Nggak capek apa?"
Seketika Leo yang tengah meminum minumannya langsung menatap Reza horor. Reza terkekeh lagi. "Berapa lama gue kenal lo, man?" Reza kini menatap Leo serius. "Dia siapa yang sebenarnya Lo maksud? Apa nyokap lo balik lagi? Atau ... Racquelle?" tebak Reza hati-hati yang ternyata tepat sasaran.
Leo menatap Reza sekilas untuk kemudian kembali menatap lurus ke depan. "Racquelle datang ke rumah gue."
Bunyi panggilan telepon mengurungkan niat Reza untuk bertanya lebih. Jujur saja Reza kaget begitu tahu Racquelle kembali lagi.
"Siapa?" tanya Reza begitu melihat Leo enggan untuk mengangkat telepon.
"Bokap gue," kata Leo.
"Angkat, Le," kata Reza kala Leo malah mengabaikan ponselnya yang terus berbunyi di genggaman tangannya.
"Biarin aja," kata Leo malas. "Dia itu biarin Racquelle gitu aja."
Reza mendesah untuk kemudian berkata, "Angkat aja. Bokap lo pasti punya alasan kenapa ngelakuin itu."
Leo memilih tidak peduli. Dia tetap kukuh pada pendiriannya untuk tidak mengangkat telepon dari Bramasta. Reza mendengus sebal. Leo tetaplah Leo yang keras kepala. Tidak pernah berubah.
Jika bukan karena Leo yang merupakan ketua Belati atau bukan karena kehebatan Leo dalam berkelahi yang melampauinya, mungkin Reza sudah menoyor kepala lelaki itu dari belakang.
***
"Cahaya. Tante tau semua ini sangat sulit untuk kamu," kata Anjani. "Tapi Tante yakin kamu pasti bisa melewatinya."
Cahaya menatap Anjani yang duduk di sebelahnya dalam diam. Lalu Anjani berkata lagi. "Masalah akan selalu ada untuk menghampiri kehidupan. Tergantung dari bagaimana cara kita menghadapinya."
"Cahaya harus gimana Tante?" tanya Cahaya kemudian.
Anjani tersenyum untuk lalu berkata, "Yang tahu jawabannya cuma kamu sendiri. Ikuti kata hati kamu. Itu kuncinya."
Kala Cahaya diam, Anjani kembali melanjutkan. "Hidup ini pilihan. Kamu bebas menentukan pilihan untuk hidup kamu. Tante nggak akan maksa kamu untuk memaafkan ayah kamu. Tapi satu hal yang perlu kamu tau. Tante nggak mau kamu sampai menyesal atas keputusan yang telah kamu ambil."
Setelah mengatakan itu, Anjani beranjak dari tempat untuk kemudian meninggalkan Cahaya sendiri di dalam kamar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfection : Trapped With Troublemakers✓ [Republish+Remake]
Teen Fiction[❎PLAGIATOR❎] #BBS [Bastard Belati Series] #1 Sebuah ketidaksempurnaan yang menjadi sempurna karena adanya cinta. Dan cinta membuktikan segalanya bahwa sebuah rasa itu nyata. ...