"Kadang, realita kehidupan itu jauh mengecewakan dan menyakitkan. Beda dengan ekspetasi yang diimpikan."
—Imperfection—
***
Dua insan yang sedari tadi terdiam itu saling melempar tatapan tajam. Mood mereka sama-sama buruk. Kesal satu sama lain dengan alasan yang berbeda.
Sang lelaki kesal dengan entah alasan yang tidak ia tahu apa. Sedangkan si perempuan kesal karena si lelaki membuatnya jengkel dengan seenaknya mengajaknya pulang tanpa basa-basi dengan menarik lengannya kuat.
Lelaki itu langsung nyelonong masuk begitu saja. Padahal ia tahu itu bukan rumahnya. "Ngapa sih lo, ini rumah gue. Bukan rumah lo," kata Cahaya kesal.
Dengan seenaknya, Leo duduk begitu saja di sofa. Ia membuka jaket denim sobek kebangsaannya. Jaket denim sobek dengan lambang belati yang diujungnya terdapat noda darah.
Meletakkan jaket denimnya sembarang arah di sofa, Leo menyilangkan kakinya, mengangkat dagu dan tersenyum sinis. "Nggak peduli."
Mendengus, Cahaya berjalan ke arah Leo. Menendang betis Leo ketika tiba di hadapannya. Cahaya tersenyum sinis ketika melihat Leo menatapnya tajam. "Mampus. Biar tau rasa lo!" Ketika Leo berdesis marah, Cahaya mengangkat dagu menantang. "Apa?!"
"Jangan bikin ribut!" Leo menggeram kesal. Ia mencengkeram lengan Cahaya meski tidak kuat.
Cahaya menyentak kasar. "Lo tuh yang bikin orang emosi!"
Leo bangkit. Ia menatap Cahaya sengit yang dibalas sama. Kini jarak mereka hanya beberapa senti saja. "Jangan cari gara-gara!" Kesal Leo.
"Nggak ngaca." Sinis Cahaya.
Leo menggeram kesal. Cahaya mundur perlahan, refleks karena Leo tiba-tiba bergerak maju. Cahaya mundur ke samping lalu mundur lagi ke belakang. Sontak, kini ia yang jatuh duduk di sofa. Cahaya memandang Leo was-was. Lelaki itu menundukkan sedikit badannya. Tangan kanannya bertengger di kepala sofa. Tepat di samping kepala Cahaya.
"Jangan mancing amarah gue!" Kata Leo dengan tatapan mautnya.
"Gue rasa Lo harus perbanyak ngaca." Balas Cahaya sengit.
Leo menggeram kesal. "Jangan paksa gue buat ngelakuin hal yang nggak guna!"
"Apa? Lo mau apa?!" Mendengus, ia mendorong kencang dada Leo. Membuat Leo mundur ke belakang.
Cahaya bangkit, ia berdecih. "Yang lo lakuin sekarang juga nggak guna!"
Leo mendengus. Berbicara dengan Cahaya membuat kekesalannya bertambah pesat. Mungkin, jika amarah Leo adalah api. Maka sudah pasti tubuh Leo berkobar api sekarang. Leo mengambil jaket denim sobek miliknya di sofa yang lalu melengos pergi dengan tampang kesal.
Sedangkan Cahaya menatap Leo dengan tatapan kesal serta tajam yang tak pudar. "Dasar, nggak jelas!"
Untuk kesekian kalinya pada hari ini, Cahaya mendengus. Terasa sial hari yang cerah ini. Semua orang membuatnya kesal. Mulai dari Reza yang membuatnya harus memikirkan ucapannya tadi. Lalu Siska dan terakhir Leo. Adakah kesialan yang akan menimpanya lagi?
Leo sudah mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi dengan memakai jaket denim sobek miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfection : Trapped With Troublemakers✓ [Republish+Remake]
Teen Fiction[❎PLAGIATOR❎] #BBS [Bastard Belati Series] #1 Sebuah ketidaksempurnaan yang menjadi sempurna karena adanya cinta. Dan cinta membuktikan segalanya bahwa sebuah rasa itu nyata. ...