"Karena dengan cobaan, kita bisa belajar untuk menjadi kuat."
—Imperfection—
***
"Astaghfirullah, bwaang Leo. Kesetanan apaan lo bisa pagi-pagi ke sini cuma pakai kaos oblong sama celana jins pendek. Tampang baju baru bangun tidur amat lo. Mana muka kusut amat lagi," cerocos Fariz panjang kali lebar.
Sementara Leo yang tengah merebahkan dirinya di atas sofa langsung mendelik pada Fariz hingga wajah Fariz langsung berubah pias. "Eh iya. Maap-maap," Fariz kelabakan. "Jangan smackdown gue, please. Gue masih mau hidup, Le." Lalu beranjak dari sana menuju dapur dan menelepon teman-temannya untuk datang ke rumahnya.
Selang tiga puluh menit kemudian Ahwal, Reza juga Rio sudah sampai di rumah Fariz. Tanpa permisi tanpa salam mereka langsung nyelonong masuk begitu saja. Sama seperti kedatangan Leo yang tiba-tiba sudah ada di rumah Fariz sambil tiduran di sofa.
"Astoge Leo. Tiduran bae lu. Udah mandi belum?" tanya Ahwal ketika cowok itu mendaratkan dirinya di sofa seberang.
Leo membuka matanya. Menatap datar teman-temannya. Tidak ada respon sama sekali.
"Kalo ada masalah cerita bro. Kita ini keluarga." Rio berkata. Rio bahkan Reza, Fariz dan Ahwal tahu betul ketika wajah Leo seperti itu dan sampai menaiki motornya, pasti cowok itu sedang ada masalah yang berat.
Kemudian Leo mengubah posisinya menjadi duduk. Ia sempat mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi. Katanya, "Dia balik lagi."
Mereka semua saling berpandangan satu sama lain. Seakan bertanya siapa yang dimaksud Leo. Tidak ada kata yang keluar dari mulut Leo setelahnya. Cowok itu bahkan langsung beranjak dari tempat menuju kamar Fariz yang berada di lantai dua. Teman-temannya—terutama Fariz—yang mengekornya jadi panik seketika kala Leo menendang bahkan menghancurkan barang-barang yang ada di sana.
"YA ALLAH TOLONGIN ITU LEO KESETANAN." Fariz panik. Meminta teman-temannya untuk memegangi Leo. Tapi tidak ada yang mau memegangi Leo karena takut jadi sasaran amukan cowok itu. Karena pasalnya, mereka baru lihat Leo sampai seperti ini. Sampai menghancurkan barang orang lain.
"Aduh Leo jangan KOMPUTER gue," kata Fariz sambil menatap miris komputernya yang rusak akibat amukan Leo.
"Nanti gue ganti," kata Leo dengan wajah datarnya yang lalu merebahkan diri di atas ranjang Fariz. Mengabaikan teman-temannya.
***
Cahaya berjalan menelusuri lorong rumah sakit dengan tergesa. Lalu ketika Anjani datang dari arah yang berlawanan Cahaya langsung buka suara lebih dahulu. "Saya mau pulang."
Anjani mengernyit. "Tapi kena—"
"Saya muak ada di sini. Saya mau pulang."
Anjani mendesah panjang yang lalu berjalan pergi dari sana bersama dengan Cahaya. Ia sempat melirik sekilas Cahaya yang tengah menyenderkan kepalanya di kaca mobil sebelum melajukan mobilnya.
Saat sampai di rumah pun Cahaya tetap diam. Anjani kembali mendesah untuk kemudian mengikuti Cahaya yang menuju kamarnya. Bahkan Cahaya mengabaikan panggilan Anjani.
"Cahaya, ada apa sama kamu? Apa Ayah kamu menyakiti kamu lagi?" tanya Anjani ketika Cahaya sudah merebahkan diri di atas ranjang dengan memunggungi Anjani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfection : Trapped With Troublemakers✓ [Republish+Remake]
Teen Fiction[❎PLAGIATOR❎] #BBS [Bastard Belati Series] #1 Sebuah ketidaksempurnaan yang menjadi sempurna karena adanya cinta. Dan cinta membuktikan segalanya bahwa sebuah rasa itu nyata. ...