Part 5

13K 694 16
                                    

Vote komen ya😡
Kalo gak

Vote komen ya😡Kalo gak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keiyana menatap kepergian Aland dengan pandangan yang sulit diartikan, tak lama Ia mendapatkan rangkulan dari arah  belakang, Keiyana menoleh, mendapati Ify yang sedang tersenyum manis kearah Keiyana disusul teman kelasnya yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keiyana menatap kepergian Aland dengan pandangan yang sulit diartikan, tak lama Ia mendapatkan rangkulan dari arah  belakang, Keiyana menoleh, mendapati Ify yang sedang tersenyum manis kearah Keiyana disusul teman kelasnya yang lain.

“aa, Keiyana selamat,” ujar Gladys.
Keiyana tersenyum canggung, dia tidak tahu apa yang akan terjadi di hari berikutnya, namun ia berdoa semoga hanya ada hal baik.

“lo pake pelet apaan sih hah?” tanya seorang cewe dengan terang-terangan.

Keiyana menoleh, menatap seorang siswi yang bersedekap dada dan menatap remeh dirinya. Gladys sudah mengepalkan tangan ingin menyakar wajah songong itu, sementara Ify tengah menatap cewek yang sialnya lagi adalah adik kelas mereka.

“atau lo jual diri?”

Gladys maju selangkah, “lo adik kelas gatau diri banget ya!”

“apa? Temen lo tuh! Udah jelek murahan lagi!” ujarnya sinis.

Kini giliran Jaka yang maju untuk membela Keiyana, “iri?”

“bilang goblok!” serentak murid IPA 2, dan hal itu membuat siswi yang bernama Andin tadi malu dan langsung pergi dari sana.

Melihat adik kelas tadi yang pergi sambil menahan kesal yang sangat terlihat di wajahnya, mereka semua tertawa, apalagi Jaka yang tertawa paling kencang.

Bel pelajaran terakhir sudah berbunyi, semua murid sudah kembali memasuki kelas masing-masing, begitu juga dengan Keiyana dan kawan-kawan. Tak lama dari itu Bu Teti memasuki kelas Keiyana. Bu Teti adalah guru seni budaya.

“semangat pagi,”

“ini sore, Bu. Bukan pagi,” ralat Budi.

KEIYANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang