Di sebuah rumah besar nan mewah, Keiyana sedang di periksa oleh dokter pribadi dari keluarga itu. wanita setengah baya tadi menoleh ke arah dokter sambil mengelus pelan rambut gadis yang berbaring dengan wajah pucat itu.
“gimana keadaannya dok?”
“dia hanya kelelahan, sebentar lagi akan sadar. Saya sudah menyiapkan vitamin untuknya, saya permisi.”
Mayra menatap suaminya, “dia gadis yang cantik,” ujarnya.
Ali mengangguk setuju, “kita juga akan mendapatkan anak secantik dia,” jawabnya menatap sang istri.
“kakak ini siapa Ma?” tanya putra mereka di ambang pintu,
“Mama juga gak tahu, kita tunggu kakak ini bangun dulu ya Trio?”
***
Devanya menatap Ardi dengan tatapan tajam, rencananya Ia akan menjemput putri kesayangannya hari ini, namun kabar buruk Ia dapatkan setelah dirinya menginjak rumah itu. putrinya sudah pergi karena keluarga sialan yang berada di depannya,
“saya pastikan, kalian akan lebih menderita setelah ini!” ucap Devanya penuh penekanan.
Erisca menatap sengit ke arah Devanya, Ia bersedekap. “kamu gak bakalan bisa Devanya,”
“saya bisa! Kalian yang belum tahu siapa saya, saya bisa menjatuhkan keluarga kalian detik ini juga!”
“dan kamu Ardi, saya gak pernah menyangka kamu tega mengusir anak kandungmu sendiri! Kamu memang tidak pantas disebut sebagai seorang ayah! Saya muak berada di sini!” ujar Devaya lalu pergi meninggalkan keluarga itu.
Devanya memasukki mobil, dadanya sesak saat mengetahui jika anaknya telah diusir, rasa bersalah hinggap dihatinya. Takut terjadi sesuatu hal buruk pada putrinya.
“Fanya sayang, kamu dimana nak?”
***
Keiyana mengerjapkan matanya pelan, menyesuaikan dengan cahaya terang. Keiyana terduduk, menatap dengan bingung tempat yang sedang Ia tempati.
“Ma, Kakak cantik udah bangun!” pekik Trio.
Keiyana langsung menoleh, menatap seorang cowok yang sedang berteriak.
Tak lama datang seorang wanita yang sangat cantik, Keiyana menunduk, tidak berani menatap wanita itu.
“kamu udah bangun? Nama kamu siapa?”
“Keiyana tante,”
Wanita itu tersenyum lembut, “saya Mayra, dan ini suami saya, Ali. Dan yang di sana itu,” wanita itu menunjuk putranya yang masih berada di dekat pintu.
“namanya Trio,”
Keiyana mengangguk kaku, “kalau saya boleh tahu, saya dimana ya Tante?”
“kemarin saya hampir menabrak kamu, tapi kamu pingsan duluan lalu saya bawa kerumah,” jelas Ali.
“makasih Om, Tante,”
“sama-sama cantik, oh iya rumah kamu dimana?”
Mendengar itu, mata Keiyana berkaca-kaca. Mayra yang merasakan kesedihan dari gadis depannya langsung memeluk Keiyana, “maaf ya, kamu istirahat aja dulu, nanti makanan kamu bakal di antar kesini.”
“maaf ngrepotin Tante,”
“Tante gak ngerasa di repotin kok, anggap rumah kamu sendiri. Saya keluar dulu ya?” pamit Mayra lalu keluar daru ruangan tersebut bersama suaminya.
Sedangkan Trio, cowok itu menatap Keiyana sebentar lalu pergi sambil menutup pintu ruangan Keiyana.
Pagi menjelang, keiyana tidak mungkin berangkat sekolah, sedangkan Keiyana tidak tahu pasti dimana dirinya berada. Cewek itu langsung turun menuju ke dapur, mungkin dia akan membantu untuk memasak sarapan pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIYANA (END)
Teen FictionOrang bilang kelas XI IPA 2 itu aneh, gila, dan lain lain. Bukan bagi Keiyana yang berstatus murid pindahan. Baginya, kelas XI IPA 2 adalah keluarganya, temannya, segalanya. Tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, di fitnah oleh saudara tirinya...