Gamon...
Hueeee***
Hari Sabtu, hari dimana Keiyana dan Devanya akan kembali lagi ke Indonesia tentu saja Alve ikut bersama mereka. Karena menurutnya satu minggu bersama adiknya tidak cukup, Ia masih ingin bercanda dan meledek adiknya yang manis itu.
“Fanya bangun!” teriak Alve sebal, sudah sepuluh kali lebih Ia mencoba membangunkan Keiyana namun Keiyana tidak kunjung membuka mata.
“Bodoamat deh, susah banget bangunnya, mending gue ikut tidur.” Ucap Alve lalu ikut merebahkan dirinya disamping Keiyana.
Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi, namun Keiyana ataupun Alve masih sama-sama terlelap di tidurnya. Alve memeluk erat Keiyana, tidurnya terasa lebih nyenyak dengan adanya Keiyana disampingnya.“astagfirullah, Fanya! Alve! Bangun! Udah siang masih aja tidur!” teriak Devanya menggelegar. Tujuan Devanya tadinya adalah memeriksa Keiyana sudah bersiap atau belum tapi yang Ia lihat adalah Keiyana dan Alve yang masih tertidur pulas.
Rencananya hari ini mereka akan berbelanja sebentar sambil menunggu waktu kepulangan mereka ke Indonesia.Keiyana menggeliat lalu perlahan membuka matanya, “Bunda?” Keiyana menatap ke sebelahnya, “Kak Alve?”
“Kak Alve ngapain?”
Devanya menggelengkan kepalanya, “cepet kalian siap-siap!” tegas Devanya, Alve bangkit tanpa menjawab Bunda ataupun Keiyana lalu berjalan keluar menuju kamarnya sendiri.
Devanya menatap Keiyana, putrinya itu tanpak banyak berubah, mungkin karena kejadian yang menimpanya disekolah membuat putrinya berubah.
“hari ini beneran pulang, Bun?” tanya Keiyana.
Devanya mengangguk, “sana mandi!” mendengar perintah dari Bundanya, Keiyana mengangkat tangannya dan bersikap hormat.
Melihat Devanya yang sudah dari kamarnya, Keiyana dengan cepat berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, Ia tak sabar untuk kembali ke tanah air, dia sangat merindukan teman-teman sekelasnya.
***
“Fanya, mumpung ada cermin, ayo foto!” pekik Alve.
Keiyana mencibir, “dirumah juga ada cermin kali, ngapain jauh-jauh kesini?”
Mendengar jawaban itu, Alve menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “kan beda, udah ayok! Bacot banget,”
“gak, foto sama gue mahal!”
Alve memutar bola matanya malas, adiknya itu memang sangat menyebalkan. Awalnya Ia kira adiknya itu kalem, tapi makin sering mereka bersama ternyata Keiyana itu sangat-sangat menyebalkan.
tanpa pikir panjang, Alve langsung menarik Keiyana sehingga cewek itu berada di dalam dekapannya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Alve langsung saja memotret dirinya dengan Keiyana.Merasa sebal dengan kelakuan kakaknya, keiyana mencubit pinggang kakaknya kecil, membuat cowok itu memekik kesakitan dan Keiyana yang tersenyum kemenangan. “lo bau, gak mandi ya?” tanya Keiyana.
“iya, masalah buat lo?”
“Bunda, Alve masak sih gak mandi, bau banget lagi!” ucap keiyana mendekati Devanya yang sedang memakan es cream. “kakak kamu itu emang jorok, nih mau es cream gak?” mendapat tawaran dari Devanya, dengan cepat Keiyana mengangguk lalu memakan ees cream dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIYANA (END)
Teen FictionOrang bilang kelas XI IPA 2 itu aneh, gila, dan lain lain. Bukan bagi Keiyana yang berstatus murid pindahan. Baginya, kelas XI IPA 2 adalah keluarganya, temannya, segalanya. Tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, di fitnah oleh saudara tirinya...