Orang bilang kelas XI IPA 2 itu aneh, gila, dan lain lain. Bukan bagi Keiyana yang berstatus murid pindahan. Baginya, kelas XI IPA 2 adalah keluarganya, temannya, segalanya.
Tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, di fitnah oleh saudara tirinya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keiyana menutup buku novelnya yang berjudul Mariposa, Ia memilih menghabiskan waktu istirahatnya di taman belakang sekolah sambil membaca novel. Soal makanan, nanti Ia akan dibawakan oleh teman sekelasnya, lagipula Keiyana tidak terlalu lapar.
Keiyana beranjak dari tempat duduknya, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi dan Keiyana tidak mau telat untuk masuk ke kelas. Jarak antara taman dan kelasnya memang cukup jauh.
“diam lo disitu!”
Keiyana berbalik, menatap Alliya dan teman-temannya yang hendak menghampiri dirinya.
“kenapa Lia?” tanya Keiyana lembut.
“guys, bawa dia!” perintah Alliya, Ona dan Angel dengan sigap langsung memegang kedua tangan Keiyana dan membawanya ke gudang.
Gudang adalah salah satu tempat aman di sekolah untuk melakukan pembullyan, selain sepi dari murid yang berlalu lalang, gudang juga terletak jauh dari kelas. Dan kini Alliya sudah mendapatkan kunci gudang dari Pak Camat- penjaga sekolah.
Keiyana sudah meronta-ronta agar bisa lepas, tangan yang sakit akibat luka yang belum kering itu kembali mengeluarkan darah untuk kedua kalinya. Ia tahu tujuan Alliya membawa dirinya ke gudang, dan Keiyana masih berusaha untuk melarikan diri walaupun sulit untuk lepas dari genggaman Ona dan Angel.
Sesampainya di gudang, Ona dan Angel mendorong Keiyana hingga cewek itu tersungkur ke lantai. Keiyana memegang lengannya yang kembali berdenyut nyeri.
“kalian kenapa sih? Aku mau keluar,” ujar Keiyana.
“gue mau ngasih tau lo sesuatu,” ujar Alliya mendekatkan dirinya pada Keiyana.
Keiyana menatap Alliya, seperti biasa tatapan lembut yang Ia berikan pada cewek tersebut.
“gara-gara lo semuanya terbongkar! Lo yang bocorin semua ke Allivian kan? Terus ngasut buat benci sama gue?”
Keiyana menggeleng,
“asal lo tau ya! Gue malu punya kakak tiri kayak lo! Kenapa sih harus lo yang jadi kakak gue?”
Alliya mengeluarkan sebuah foto yang Ia ambil dari kamar Keiyana tadi pagi, foto yang sangat berarti bagi Keiyana karena hanya foto tersebut yang tersisa dirumah mereka. Itu foto Keiyana dengan Devanya.
“kenapa kamu bisa dapetin foto itu Al?”
Alliya tersenyum sinis, “mudah bagi gue buat bisa dapetin foto ini, apalagi masuk ke kamar lo.”
“sini!” ucap Keiyana merebut foto tersebut, namun Alliya lebih lincah. Cewek itu langsung mengangkat foto dan mendorong Keiyana untuk menjauhi dirinya.
