Keiyana duduk dibawah pohon yang rindang, tempat biasa yang Ia datangi ketika Ia sedang merasa sedih. Setelah kejadian dikantin tadi, perkataan Aland terus terputar di pikirannya. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju taman sekolah. Mengabaikan tatapan aneh yang diberikan oleh orang-oranag kepadanya.
Pandangan Keiyana lurus kedepan, menatap kosong dengan pikiran yang masih tertuju pada kejadian di kantin. Bukankah kemarin Aland sudah tahu jika Keiyana latihan musik bersama Kevin? Namun kenapa seolah-olah Keiyana yang salah disini? Bukankah Aland yang terlihat selingkuh dengan Alliya? Bagaimana dengan Aland yang selalu bermesraan dengan Alliya di depan Keiyana?
"Keiy," Keiyana hanya diam, pandangan cewek itu masih kosong.
"Keiyana,""Keiyana Defanya," ulang seseorang tersebut.
"kevin? Kenapa? Bukannya kamu tadi ke kantin?" tanya Keiyana.
Kevin menatap Keiyana sebentar, tidak ada air mata yang keluar dari cewek itu, namun Kevin bisa melihat dari tatapan mata Keiyana, bagaimana cewek itu menutupi rasa sedihnya.
"nih, makan!" ujar Kevin sambil menyerahkan satu bungkus roti dan juga susu kotak.
Keiyana mengerutkan dahi, seperti dejavu. Apa mungkin Kevin yang memberikan dirinya makanan waktu itu?
Keiyana menerimanya, "makasih,"
Keiyana pun membuka bungkus plastik tersebut."kamu mau?"
Kevin menggeleng singkat, "gue udah tadi,"
Hening melanda mereka berdua, Kevin menatap Keiyana yang memakan makanannya dengan lahap.
"gausah didengerin," ujarnya. Mendengar itu, Keiyana menoleh menatap Kevin tidak faham namun beberapa detik kemudian dia mengangguk mengiyakan.
"iya,"
"nangis aja," suruh Kevin.
"gak ah, ntar kamu ejek aku cengeng lagi." Keiyana cemeberut, Ia tidak mau mendengar perkataan pedas yang keluar dari mulut Kevin.
"Lagi pula kalo nangis gak mungkin kan semua bakal jadi baik-baik aja?" ujar Keiyana memberikan senyumnya kepada Kevin.
Kevin tersenyum simpul, "iya," jawabnya lalu pergi meninggalkan Keiyana.
Melihat kepergian Kevin yang tiba-tiba, Keiyana menggerutu sebal, "cowok aneh,"
Sementara dilain tempat, ada Aland yang termenung memikirkan kata-kata kasar yang Ia ucapkan pada Keiyana. Ia sadar jika dirinyalah yang salah, padahal sudah jelas Ia tahu apa tujuan Keiyana kemarin, namun rasa marahnya jauh lebih besar ketika melihat Keiyana yang tertawa lepas bersama Kevin sedangkan jika bersama dirinya cewek itu terkesan takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIYANA (END)
Teen FictionOrang bilang kelas XI IPA 2 itu aneh, gila, dan lain lain. Bukan bagi Keiyana yang berstatus murid pindahan. Baginya, kelas XI IPA 2 adalah keluarganya, temannya, segalanya. Tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, di fitnah oleh saudara tirinya...