EXTRA PART 4

13.6K 342 14
                                    

4. Alin dan Kean

Alin melihat penampilan dirinya di cermin, dengan baju pink dan rambut digeraikan tak lupa dua cepet berwarna emas menghiasi disana, menambah kecantikan Alin semakin menjadi jadi. Alin keluar dari kamar, menghampiri kamar Kean yang berada tepat di samping kamar Alin.

"Kak Kean, ayok udah belom? Lama banget si cowok dandan." Gerutu Alin tidak suka, melipatkan kedua tangannya dan menatap sebal Kean yang baru saja keluar dari kamar.

"Ayo!" Ajak Kean,menggandeng tangan kecil adiknya.

Sebelum pergi, Kean menghampiri Mamanya yang sedang melihat drama.

"Parah sih itu pelakornya, kena azab mampus lo!" Ujar Mamanya kesal. Melempari tv dengan kulit kacang.

"Ma,"

"Apa?" Tanya keiyana tanpa menoleh.

Baru saja ingin berbicara, keiyana lebih dulu memotong, "iya, hati-hati. Jangan lupa Mama di bawain makanan, jangan pulang malem malem. Udah sana pergi! Ganggu!"

Kean menghela napas, benar-benar emak gadaakhlak.

Kean tak membalas, tangannya bergerak untuk menyalimi keiyana nya disusul oleh Alin.

"Mama, sok gaul banget! Udah tua juga." Ujar Alin lalu pergi meninggalkan keiyana yang menatap tajam kepergian Alin.

***

"Kak, Alin masih cantik, kan?" Tanya Alin ketika mereka sudah sampai di salah satu mall. Anak kecil itu bertanya kepada Aland sambil melihat wajahnya di cermin kecil yang selalu ada di mobil.

Kean menoleh menatap adiknya, dan mengangguk singkat. Lalu mereka berdua pun berjalan memasukki mall menuju ke area time zone. Kean menggenggam tangan adik cantiknya erat, bisa gawat kalau Alin hilang di tempat keramaian seperti ini.

"Kak, mau baju." Ujar Alin tiba-tiba saat mereka melewati salah satu toko baju.

Kean tak menjawab, namun cowok tersebut mengikuti arah mana Alin menariknya.

"Kak, aku mau yang ini, itu, itu, terus itu, yang di sana juga mau, itu imut banget! Terus yang ini. Ini yang putih juga. Udah deh. Beliin ya kak? Dikit kok,"

Ingin rasanya menjual Alin, pasti banyak yang mau beli dengan harga mahal, tapi mengingat ia sayang dengan telinganya, Kean tidak mengabulkan keinginan nya itu. kembali lagi, dikit Alin bilang? Menghembuskan nafas, untung saja Kean anak sultan.

"Mbak, tadi yang di tunjuk adik saya bungkus, ya." Ujar Kean.

Pegawai tadi mengangguk sambil tersipu malu, Kean benar-benar tampan.

"Tunggu, ya mas."

Alin menoleh ke arah Kean, tiba tiba muncul perasaan Alin untuk membeli banyak boneka. Ia menoleh ke arah toko boneka yang tak jauh dari tempatnya berdiri, banyak boneka yang berukuran besar seakan meminta Alin utnuk membawa mereka semua pulang kerumah.

"Kak Kean ganteng deh," ujar Alin, memberikan senyum manisnya.

"Mau apa?" Tanya Kean to the point. Alin tidak akan pernah mau memujinya kecuali jika gadis kecil tersebut menginginkan sesuatu.

Alin tersenyum, senyum yang makin manis. "Mau boneka," ujarnya.

"Iya." Jawab Kean pasrah.

Mendengar jawaban Kean membuat Alin memekik senang, "yes! Yang besar ya!"

"Iya,"

"Lima loh bonekanya."

Kean menghela nafas, "iya, Alin."

KEIYANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang