Keiyana tersenyum sambil melambaikan tangannya menatap kepergian Syaya yang sedang berada di gendongan seorang suster, Syaya tidak boleh terlalu kelelahan maka Ia di bawa kembali keruangan. Kevin menatap lembut Keiyana, mendekat kearah cewek tersebut dan berbisik pelan.
“gue ganteng ya?”
Keiyana dengan cepat menoleh kearah Kevin, “kamu ternyata narsis banget ya,”
“lo sendiri yang bilang gue ganteng tadi,” balas Kevin tidak mau kalah.
“itu karena ada Syaya, jangan mulai nyebelin deh!”
Kevin terkekeh pelan, tangannya terangkah untuk mengacak-acak rambut Keiyana. Namun secara tiba-tiba sebuah tangan mencengkram pergelangan tangan Kevin. Dengan serempat Keiyana menatap pemilik tangan tersebut, terdapat Aland dengan wajah yang terlihat marah.
“dia pacar gue!” ujarnya penuh penekanan. Keiyana hanya diam, kembali mengingat percakapan Aland di telfon tadi.
Aland menghempaskan tangan Kevin kasar, lalu cowok itu mendorong kursi roda Keiyana dan membawanya pergi meninggalkan Kevin.
Keiyana menyempatkan diri untuk meneoleh ke arah Kevin, memberikan senyuman manis pada cowok itu seakaan isyarat jika dirinya akan baik-baik saja.
Aland hanya diam dengan wajah dinginnya, membawa Keiyana memasuki ruangan. Belum ada teman-temannya, mungkin mereka semua masih berada dikantin. Setelah itu Aland mengangkat tubuh Keiyana dan membaringkannya di bed.
“kenapa gak izin sama gue?” tanya Aland sambil mencengkram erat bahu Keiyana, menatap Keiyana dalam dan dingin.
“maaf,”
“kenapa?”
“aku lihat kamu tadi masih telfon, Land.” Mendengar ucapan tersebut, cengkraman Aland berubah mejadi lembut, raut wajah cowok itu terlihat khawatir dan gelisah.
“lo, denger?” tanya Aland. Keiyana menatap tangannya, dia diam tak menjawab pertanyaan Aland.
“lo denger Keiyana?”
Keiyana kembali menatap Aland, tersenyum dengan terpaksa lalu menggeleng pelan, “aku nggak denger,”
Aland membuang nafas lega, “oke, gue pergi dulu. Gue ada urusan,” pamit Aland lalu melangkah pergi meninggalkan Keiyana sendiri diruangan itu.
Keiyana tersenyum getir, “urusan sama Alliya maksud kamu?”
Tak lama pintu kembali terbuka, menampilkan Retta yang membawa satu kantong plastik berisi minuman dan Ify yang sedang membawa dua kantung besar yang berisi makanan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIYANA (END)
Teen FictionOrang bilang kelas XI IPA 2 itu aneh, gila, dan lain lain. Bukan bagi Keiyana yang berstatus murid pindahan. Baginya, kelas XI IPA 2 adalah keluarganya, temannya, segalanya. Tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, di fitnah oleh saudara tirinya...