Aku berjalan menuju kamarku. Hari ini sangat melelahkan. Aku mengambil buku cerita di meja belajar. Lalu duduk di ranjang sambil membaca buku tersebut. Membaca adalah hobbiku.
Namaku Dira. Lebih tepatnya Dira Salshabilla. Aku memang sangat suka membaca. Tapi aku lebih suka menulis. Menulis ceritaku dengan dia misalnya.
Tidak. Aku hanya bercanda. Aku sangat suka menulis bahkan sangat sangat suka menulis. Cita citaku saja menjadi seorang penulis cerita yang terkenal.
Tapi, menjadi seorang penulis tidak mudah. Kata mama, menulis itu butuh tekad dan niat yang kuat. Kalau tidak, maka cerita yang kau tulis tidak akan selesai.
Kalau kata papa, menjadi penulis itu harus sering sering membaca. Agar kau tau, apa saja hal yang harus diperhatikan saat membuat atau menulis sebuah cerita. Tapi kata mama, hal yang sangat harus diperhatikan adalah bahasa dan bagaimana cara penyampaian cerita.
Sudah. Jangan terlalu membahas itu.
'Drrtt... Drrrtt...'
Aku mencari ponselku yang tadi bergetar. Tanganku mencari cari, tapi tatapanku masih fokus pada buku cerita di tangannku.
Setelah lama mencari akhirnya kutemukan juga ponselku. Aku membuka sebuah pesan yang masuk.
Melii
Raa,
Apa?
Dapet salam dari Yoga.
Aku ngga kenal.
Kan udah aku bilang kalo
Yoga itu kakak kelas.Yaudah, Wa'alaikumsallam.
Kayaknya dia suka sama kamu
Ngga mungkin ah.
Buktinya dia ngirim salam mulu
buat kamu.Emang ngirim salam bisa jadi
bukti kalo dia suka sama aku?Engga sih. Kan kayaknya.
Udah ah. Jangan bahas dia.
Yaudah, kamu lagi ngapain Ra?
Lagi baca buku.
Maaf aku ganggu. Lanjutin Raa.
Iya.
read.Aku menutup aplikasi pesan. Lagi lagi Yoga. Siapa itu Yoga?. Namanya saja terdengar asing di pendengaranku.
Kata Meli dia kakak kelasku. Aku masih berada di kelas sepuluh SMA sekarang. Sebentar lagi aku akan menjalani ujian akhir semester satu. Baru semester satu sudah ada yang membuat pikiranku bingung setengah mati.
Entahlah, aku benar benar dibuat pusing dengan pria bernama Yoga itu. Biasanya aku tak pernah memikirkan hal hal semacam itu. Tapi entah kenapa, kini aku sangat memikirkan hal itu.
#
Dulu, aku tak pernah membayangkan semuanya akan jadi serumit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Brother |tamat|
Teen FictionDi saat otak sudah mulai menyerah, tapi hati belum bisa diajak untuk berkompromi. Ps: "Ini bukan kisah kakak beradik kandung yang saling mencintai." Ps: Dalam Masa Revisi Baca terlebih dahulu baru berkomentar 😊 Bijaklah dalam membaca.