06. Jalan?

39 10 0
                                    

Aku keluar dari kamar mandi. Ya, aku baru selesai mandi. Besok hari minggu jadi malam ini aku bebas bisa begadang sampai kapanpun untuk membaca Wattpad.

Aku melirik jam yang menunjukkan tepat di angka tujuh. Perasaan, baru tadi aku selesai sholat maghrib.

Aku pulang maghrib. Padahal hari ini adalah hari sabtu. Harusnya libur kan? Karena sekolahku Fullday School. Tapi tidak, aku mengikuti eskul yang harus berangkat hari sabtu.

Jadi, ya begitulah.

Aku merebahkan diri di ranjang. Lelah, itu yang aku rasakan. Aku menutup mataku. Sejenak agar aku lupa kelelahanku.

Apa hari ini aku telah melakukkan yang terbaik untuk eskul ku? Ah! Kurasa tidak! Bukan! Bukan tidak tapi belum. Aku merasa malu pada teman-teman di dalam eskul. Sudah beberapa bulan tapi aku masih belum bisa menampilkan yang terbaik.

'Drrtt... Drrtt...'

Aku kembali membuka mataku. Lalu mengambil ponsel yang kuletakan di bantal. Aku membuka sebuah pesan masuk. Iya, pesan itu dari Yoga.

Yoga

Udah sampe rumah?

Iya.

Cape ya abis latihan?

Iya.

Cuma iya doang?

Trus mau apa?

Jawab apake gitu.

Apake gitu.

Dihh.

Kenapa?

Ngga papa.
Besok main kuy?

Nggak mau ah.

Why?

Ngga punya uang.

Kan ada aku.

Trus apa hubungannya?

Kan nanti aku traktir lah.

Ouh.

Kalo jalan sama cowok tuh
ngga usah mikirin uang.

Jalan?

Iya mau ngga?

Engga ah males.

Dih, cewek kok males?

Trus kenapa?

Ngga papa. Aku tetep seneng kok.

Terserah.
read

Aku mengukir senyum. Iya, aku senang berkirim pesan dengannya.

Entah apa alasannya. Aku juga tidak tau.

Apa aku menyukainnya?

Tapi kenapa? Kenapa hanya seperti itu saja aku langsung menyukainya?

Apa aku selemah itu?

Ada sedikit rasa sesal karena aku menolak ajakannya.

Lihat? Dia kembali membaca pesanku tanpa mau membalasnya.

#

Sudah aku bilang. Aku tidak lemah jika kau tidak mengirimiku pesan.

Dan aku juga tidak akan menyukaimu jika kau tak menaruh harapan.

My Beloved Brother |tamat|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang