Malam ini sangat dingin menurutku. Aku duduk di ranjang sambil membaca buku cerita seperti biasa.
'Drrtt... Drrtt...'
Aku menghembuskan nafas berat. Saat aku sedang serius seriusnya untuk membaca, selalu saja ada yang menggangguku.
Aku mengabaikannya.
'Drrtt... Drrtt...'
Aku kembali mengabaikannya.
'Drrtt... Drrtt...'
Aku melirik ponselku sambil menggerutu. Bisakah aku melakukkan hobbyku dengan tenang?
Aku meletakkan buku yang tadi aku baca di sampingku. Lalu mengambil ponsel yang sedari tadi berdering. Oh jangan lagi! Kenapa banyak sekali pesan dari nomor tak dikenal masuk ke dalam kotak pesanku.
Nomor yang benar-benar tak ku kenal.
085939******
Diraa
Bales dong
Woii item!Siapa?
Yoga.
Dapet nomor aku dari mana?
Adik kelas paling cantik, yang
ngga ada tandingannya.
MeliiiHmm anak itu.
Item!
Apasih, kamu mau aku siram pake
cat item ya?Ciee biar samaan yaa?
Ck! Apaansih.
Suka ya kalo samaan?
Aku juga suka kok.Suka apa?
Suka kamu.
Hmm, gombal.
Ngga gombal tau!
Hmmm.
readTanpa sengaja aku mengukir senyum karena pesan darinya. Kenapa aku jadi baper dengannya? Bukankah baru seperti itu saja.
Harusnya aku memarahinya karena dia telah mengganggu acara membaca buku ku. Tapi anehnya jari-jari ku tidak bisa mengetik kata yang menunjukan bahwa aku marah padanya.
Ah aku memang wanita lemah.
#
Aku tidak lemah jika saja malam itu kau tak mengirimiku pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Brother |tamat|
Teen FictionDi saat otak sudah mulai menyerah, tapi hati belum bisa diajak untuk berkompromi. Ps: "Ini bukan kisah kakak beradik kandung yang saling mencintai." Ps: Dalam Masa Revisi Baca terlebih dahulu baru berkomentar 😊 Bijaklah dalam membaca.