Aku duduk sambil memegang posel. Berharap ada notif pesan dari Yoga. Jujur, aku merindukannya. Meskipun tak ada kejelasan apapun tentang kami. Maksudnya tentang hubungan kami.
'Drrtt....'
Aku segera mengecek ponselku. Kukira Yoga, ternyata Meli. Ah, kenapa aku terlalu mengharapkan pesan dari Yoga? Yang notabene nya sudah mempunyai pasangan.
Meli
Kamu blokir nomornya Yoga?
Hah?
Dia bilang, kalo ada masalah diselesein baik-baik. Jangan main blokir kontak aja.
hmm
Aku baru ingat kalau aku memblokir nomornya di WA. Sungguh, dia pasti kaget dengan itu. Mungkin dia belum tau kalau aku tidak ingin jadi perusak hubungannya dengan Rakhma. Ah, bodoh sekali aku ini.
Aku harus memberi penjelasan. Aku membuka blokiranku pada kontak Yoga.
Yoga
Kita emang ga ada masalah Kak!
Aku cuma gamau jadi perusak hubungan orang aja.Maksud kamu apa si?
Aku ga ngerti.Soal kakak sama pacar kakak.
Aku udah putus sama dia.
Aku diam sejenak memikirkannya, baru kemarin dia membuat status tentang pacarnya. Dan sekarang dia bilang dia sudah putus? Benarkah? Apa bisa dipercaya?
#
Aku bingung harus percaya atau tidak. Tapi aku benar-benar merindukannya. Jadi? Aku percaya. Dasar aku! Bodoh!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Brother |tamat|
Teen FictionDi saat otak sudah mulai menyerah, tapi hati belum bisa diajak untuk berkompromi. Ps: "Ini bukan kisah kakak beradik kandung yang saling mencintai." Ps: Dalam Masa Revisi Baca terlebih dahulu baru berkomentar 😊 Bijaklah dalam membaca.