Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Aku menoleh ke arah ponsel yang sedari tadi berdering. Memang, aku mengabaikan ponselku sedari aku pulang ke rumah. Tak ada alasan pasti. Aku meraih ponselku, mungkin ada yang penting. Aku membuka aplikasi Whats**p.
Meli
Mak, kamu enggak papa?
Enggak papa, emangnya aku kenapa?
Soal Yoga...
Jangan bahas lagi.
Aku beralih ke chat lainnya. Ada nama Yoga setelah chat dari Meli.
Yogaa
Ra
Bales dong
Ra
Ra
Lagi ngapain?
Ra?
Tidur ya?Kenapa Kak?
Jangan dengerin ucapan aku di sekolah ya? Aku gitu supaya Rakhma enggak marah.
Hah? Maksudnya?
Besok aku jelasin.
Night, Ra.Maksudnya gimana, Kak?
Ceklis. Hanya ada centang satu. Tulisan online di bawah kontaknya hilang. Dia offline.
#
'Aku harap, kekecewaan tidak sedang menantiku.'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Brother |tamat|
Подростковая литератураDi saat otak sudah mulai menyerah, tapi hati belum bisa diajak untuk berkompromi. Ps: "Ini bukan kisah kakak beradik kandung yang saling mencintai." Ps: Dalam Masa Revisi Baca terlebih dahulu baru berkomentar 😊 Bijaklah dalam membaca.