Hari sudah berganti kembali. Aku masih tak tau kenapa Yoga tak mengirimiku pesan.
Selalu saja seperti ini. Pandai sekali Yoga membuatku risau. Satu hari full tanpa ada kabar darinya. Rasanya ada yang hilang.
Aku duduk di kantin bersama Meli dan Ani. Sekedar duduk tanpa memesan apapun. Kami bosan di kelas.
"Raa, gimana hubungan kamu sama dia?" tanya Meli.
"Ngga tau." jawabku.
"Dia siapa?" tanya Ani penasaran.
"Bukan siapa siapa Ni." ucapku.
"Kalian mah gitu sukannya. Masa aku ngga dikasih tau sih ah nyebelin." gerutu Ani.
"Yoga Ni." jawab Meli.
"Yoga siapa?" tanya Ani.
"Kakak kelas yang Dira suka." celetuk Meli.
"Heh engga deng!" ucapku.
"Hah? Beneran mak? Kamu mau selingkuhin bapak?" tanya Ani.
"Apaan sih bapak masih jadi no satu." ucapku.
"No satu di belakang ya mak!" ucap Meli. Aku segera mengetuk kepalanya.
Jangan heran, jika sudah ada Ani dan Meli maka aku akan jadi seperti emak di antara mereka.
"Jadi? Yoga masih nggak ada kabar? Terakhir chtan kapan?" tanya Meli. Aku tak mengerti kenapa dia begitu ingin tahu tentang itu.
"Ya seperti itu. Waktu kamu nyuruh dia buat chat aku," jawabku seadanya.
"Ehh, Yoga kelas berapa sih?" tanya Ani dengan raut wajah heran.
"Sebelas IPA satu," jawab Meli.
"Dia kan udah punya pacar," ucap Ani sambil menaikan salah satu alisnya.
"Lah emang," jawab Meli.
"Kok emak suka sih mak? Nih ya, pacarnya Yoga tuh cewek yang pipinya dicubit ama bapak mak," ucap Ani.
Aku membuka mulut, benarkah? Wanita itu cantik, dia mempunyai senyum yang manis. Meski tubuhnya pendek, tapi dia begitu cantik.
Aku kalah cantik....
"Kenapa emak suka sih sama dia?" tanya Ani.
"Siapa sih yang bilang aku suka sama dia? Enggak, aku nggak suka!"
"Tapi nggak papa deng kalo mak suka sama dia. Jadi seru aja gitu," ucap Ani.
"Lah kok seru?" tanua Meli.
"Iyalah, ceweknya Yoga ngedeketin bapak lah mak ngedeketin Yoga kan jadinya pas," ucap Ani yang langsung mendapat jitakan olehku.
Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu?
#
Sejenak aku bisa melupakkan rasa nyaman yang telah kau berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Brother |tamat|
Fiksi RemajaDi saat otak sudah mulai menyerah, tapi hati belum bisa diajak untuk berkompromi. Ps: "Ini bukan kisah kakak beradik kandung yang saling mencintai." Ps: Dalam Masa Revisi Baca terlebih dahulu baru berkomentar 😊 Bijaklah dalam membaca.