Hari ini aku datang lebih awal ke sekolah. Mencari ruang 12, ruangan yang akan aku tempati satu minggu ke depan.
Aku masuk ke dalam ruangan yang akan aku tempati.
Aku punya kabar baik dan buruk. Kabar baiknya, aku Meli dan Ani dapat satu ruangan. Kabar buruknya, ruanganku dengan ruangan Yoga sangat jauh. Karena Yoga mendapat ruang 21 sedangkan aku 12.
Aku duduk di kursiku. Membuka buku dan membacanya. Sekedar mengingat agar aku tak lupa.
"Raaa," aku mengangkat kepalaku.
"Why?" tanyaku pada Meli.
"Liat WhatsApp cepet!" perintahnya.
"Males buka hp ah." jawabku jujur.
"Ihh cepetan, ada kabar buruk!" ucapnya.
"Apaan? Kucing kamu mati ya?" tebakku.
"Bukan ih!" jawabnya.
"Trus apaan Mel?" tanyaku geram.
"Liat nih!" ucapnya sambil menyodorkan ponselnya padaku.
Damn!
Kenapa harus sekarang aku melihatnya?
Sakit! Pedih! Perih! Kecewa! Semuanya bercampur jadi satu.
Aku mengatur nafasku, berusaha agar aku tak menjatuhkan air mata sekarang.
Di layar ponsel Meli terpampang jelas foto seorang wanita. Dengan caption:
'Semangat PAS sayang:*'
Nampak biasa saja memang. Tapi itu membuatku sakit hati.
Kalian tau siapa yang mengunggah itu?
Ya!
Dia Yoga!
#
Saat itu, aku memutuskan untuk tidak berkomunikasi dengannya.
Dengan cara...
Aku memblokir nomornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Brother |tamat|
Teen FictionDi saat otak sudah mulai menyerah, tapi hati belum bisa diajak untuk berkompromi. Ps: "Ini bukan kisah kakak beradik kandung yang saling mencintai." Ps: Dalam Masa Revisi Baca terlebih dahulu baru berkomentar 😊 Bijaklah dalam membaca.