Waktu terasa cepat sekali berlalu. Kini aku telah menginjak kelas sebelas SMA. Libur kemarin tidak ada yang spesial, semuanya monoton. Hari ini sudah mulai masuk sekolah, dan yah, selama liburan kemarin Yoga tak pernah ada kabar sama sekali.
Perpustakaan sekolah sepertinya tempat yang pas untuk mengerjakan tugas. Selain banyak buku untuk referensi, suasananya yang sepi juga sangat mendukung. Aku bergegas untuk menuju perpustakaan bersama Mila--teman sebangkuku.
Masih awal masuk semester, dan sudah ada tugas karena sebagian besar guru sedang sibuk untuk mengurus murid baru.
"Eitss! Mau ke mana, Mak?"
Aku berhenti kala Ani menghadang jalanku.
"Ke perpus. Ngerjain tugas dari Pak Yongje,"
Pak Yongje adalah guru mata pelajaran PPKn. Ku panggil Yongje karena tahun lahirnya sama dengan Youngjae-Got7.
"Jangan! Bentar lagi mau jam istirahat."
"Lah? Kenapa emang?"
Meli tiba-tiba menyodorkan ponselnya dari arah belakang membuatku sedikit terkejut. Aku lebih terkejut lagi saat melihat chatroom Meli dan Yoga yang terpampang jelas di hadapanku.
Yoga
Jam istirahat pertama suruh item ke kelas aku.
Ngapain?
Ga perlu tau
Yaudah
Aku terdiam. Apa dia bilang? Ke kelasnya? Yang benar saja. Aku bisa mati hanya karena tatapan teman lelakinya. Dan sekarang? Ke kelasnya? Ada Rakhma di sana. Bukan aku takut, tapi itu Kakak kelas. Coba bayangkan bagaimana reaksi semua orang dalam kelas itu jika tiba-tiba ada adik kelas datang dan minta tolong untuk panggilkan Yoga?
"Dia gila?" gumamku.
"Aku sama Meli bakal nemenin kok, Mak! Lagian aku juga punya kenalan di kelasnya Yoga," ucap Ani.
"Tapi...."
'Tingg... Tongg... Jam istirahat telah tiba... Tingg... Tongg....'
"Ayo!"
"E--enggak, ah!"
"Kelamaan!"
Ani menarikku. Mau tak mau aku harus menurut. Aku kembali terdiam saat berada di depan kelas Yoga.
"Eh, Mbakk! Bisa minta tolong panggilin kak Yoga nggak?"
Perempuan di depan kami masuk ke dalam kelas.
"WOY YOGA! ADA DEGEM LO NYARIIN!"
Aku menatap Meli dan Ani bergantian. Mereka tak henti-hentinya meyakinkanku untuk bertemu Yoga. Aku menatap Yoga yang masih asik mengobrol bersama Rakhma. Beberapa saat kemudian Ia baru berdiri. Berjalan menuju tempatku menunggunya.
"Pulang sekolah aja kita ketemu."
Sudah. Dia hanya mengucapkan itu. Lalu kembali duduk di samping Rakhma yang tengah tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya.
Aku berjalan kembali menuju kelas tanpa menunggu Ani dan Meli yang tengah berdebat.
#
'Aku menyesal menuruti perintahmu, Ga! Meski itu hanya drama belaka, tapi itu tetap menyakitkan bagiku, Ga!'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Brother |tamat|
Teen FictionDi saat otak sudah mulai menyerah, tapi hati belum bisa diajak untuk berkompromi. Ps: "Ini bukan kisah kakak beradik kandung yang saling mencintai." Ps: Dalam Masa Revisi Baca terlebih dahulu baru berkomentar 😊 Bijaklah dalam membaca.