Aku masih duduk di sofa ruang tamu. Masih memikirkan kejadian tadi. Jadi? Sekarang aku dan dia jadian? Sungguh? Ini bukan mimpi kan?
"Kamu kenapa sayang? Lho? Meli sama Yoga mana?"
Aku tersadar dari lamunanku, "ah, Mama ngagetin aja! Mereka udah pulang," jawabku.
Mama duduk di sampingku sambil menatapku penuh tanya.
"Kok kamu senyum-senyum sendiri tadi? Kenapa? Cerita sama Mama!"
"Enggak kok, Ma! Aku ke kamar dulu, ya! Dadah Mama."
Aku berdiri dan berjalan menuju kamar. Bukannya aku tidak mau menceritakan hal ini pada Mama. Tapi aku belum siap saja.
Aku menutup pintu kamar perlahan. Lalu membaringkan tubuhku di ranjang sambil memainkan ponsel. Ada pesan masuk ternyata.
Yoga
Lagi ngapain?
Kakak ke rumah ya?
Tenang aja, kakak sama Meli kok.Jangan begadang!
Tidur tepat waktu, jangan lupa makan juga.
Kakak udah di rumah nih.Iya kak.
Syukur deh kalo udah sampe.
Lama banget jawabnya.
Abis ke mana?Enggak. Tadi abis makan dulu.
Oh jadi tadi belum makan? Harusnya kakak tau lebih awal. Jadi kakak bisa bawain makanan deh.Enggak usahlah. Mama masak kok
Yaudah, tidur ya my princess.Btw kakak boleh enggak panggil kamu sayang?
Terserah kakak aja
Yaudah, besok kakak jemput ya!
Selamat tidur sayang!Aku mematikan ponsel setelah membalas pesan Yoga. Jadi? Seperti inikah rasanya punya pacar satu sekolah? Sunggub aku tak pernah membayangkannya.
#
Asal kau tahu! Aku senang sekali waktu itu, Ga!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Brother |tamat|
Teen FictionDi saat otak sudah mulai menyerah, tapi hati belum bisa diajak untuk berkompromi. Ps: "Ini bukan kisah kakak beradik kandung yang saling mencintai." Ps: Dalam Masa Revisi Baca terlebih dahulu baru berkomentar 😊 Bijaklah dalam membaca.