Perempuan itu melemah.
Tubuhnya sangat dingin akibat air yang membasahi seluruh tubuh perempuan itu ketika dia memeluknya.
Ketika dia sudah mengatakan itu, perempuan itu hampir terjatuh namun dia dapat menahannya dengan baik.
Dia menatap salah satu perawat perempuan yang ada disana, "Siapkan handuk, air hangat, dan pakaian, bawa ke ruangan saya."
"Baik dok."
Kemudian dia membopong perempuan itu dan membawanya ke ruanganya.
Dia menatap dengan cemas wajah perempuan itu dan mengeraskan rahangnya ketika melihat tatapan kosong perempuan itu.
Apa yang terjadi selama ini?
Suster jaga yang ada di depan ruanganya langsung berdiri ketika melihatnya berjalan dengan cepat. Suster itu langsung tanggap dan membuka pintu ruang kerjanya serta pintu tempatnya beristirahat.
"Terimakasih, tolong ambilkan selimut."
"Baik dok."
Dia meletakkan dengan perlahan perempuan itu di tempat tidur dan tak lama kemudian perawat jaga yang diminta tolong olehnya datang dengan membawa apa yang di perintahkannya.
"Baekhyun-ssi, sekarang anda ganti a
Pakaian anda dahulu, perawat ini akan membantu anda untuk mengganti pakaian."Mata perempuan itu bergerak dengan perlahan dan menatapnya.
Dia tersenyum lembut dan melanjutkan perkataannya, "Saya tidak akan kemana-mana, saya akan menunggu di luar, jika anda sudah bergantian pakaian, saya akan kembali lagi."
Perempuan itu tak mengatakan apapun.
Dan dengan terpaksa dia harus meinggalkan perempuan itu untuk berganti pakaian.
Dia menutup pintu ruang istirahatnya bersamaan dengan suster jaga yang membawakan selimut yang dimintanya.
"Terimakasih."
"Sama-sama dok." Suster itu tersenyum tipis, kemudian menatap pintu ruang istirahat dokter itu. "Apakah yang tadi itu nona Byun?" tanyanya.
Dia mengangguk, membetulkan mendengar pertanyaan itu.
"Bagaimana anda bisa menemukan nona Byun?"
"Dia ada di lobi rumah sakit." Dia menatap pintu ruang istirahatnya.
"Nona Byun kemari disaat hujan deras?" tanyanya, dia mengangguk.
Tak lama kemudian pintu itu di buka dan sang perawat keluar dengan membawa pakaian basa milik perempuan itu.
"Tolong bawa pakaian itu ke laundry dan belikan sepasang pakaian dan pakaian dalamnya." Dia mengambil dompetnya dari dalam jas dan menyerahkan beberapa uang pada perawat itu.
"Baik dok." kemudian perawat itu pergi melakukan tugasnya.
Dia menatap suster disampingnya, "Tolong bawakan sedikit makanan untuknya serta teh hangat dan simpan di atas meja kerja saya, ketuk pintu ruang istirahat saya jika kamu sudah meleyakkannya disana."
Suster itu mengangguk dan melaksanakan permintaan sang dokter.
Ketika pintu ruang kerjanya di tutup, dia melangkah masuk ke ruang istirahatnya.
Perempuan itu kini sedang duduk di tempat tidurnya dan tersenyum padanya ketika dia masuk.
"Maaf merepotkan anda, pasti anda terkejut sekali melihat saya disini."
Dia menggelengkan kepalanya, "Tidak apa, tidak apa, saya merasa senang akhirnya anda masih mengungat tempat ini."
Perempuan itu tertawa pelan.
Dia menarik kursi beroda yang ada di sana dan duduk di hadapan perempuan itu.
"Bagaimana kabar anda?"
Perempuan itu mengerjapkan matanya kemudian mengalihkan pandangannya.
"Hanya sepeti biasanya?" Itu terdengan seperti kalinat tanya di telinganya. Kemudian perempuan itu melanjutkan, "Mungkin ada perubahan sedikit."
"Perubahan seperti bagaimana?"
Perempuan itu tak menjawab dan hanya tersenyum tipis.
Lalu berselang beberapa menit, pintu ruang istirahatnya diketuk.
"Sepertinya suster Kim sudah membawakan makanannya, bagaimana kita makan terlebih dahulu?"
Dia tersenyum teduh, kemudian meraih tangan perempuan itu dan mengajaknya keluar dari ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lies Made By Me
FanfictionKebohongan yang aku buat untuk dirimu. Terimakasih. Dan - Maaf.