8.5

382 59 0
                                    

Rumah itu terasa sangat penuh meskipun sangat besar.

Meja makan panjang yang biasanya terlihat sepi, kini sangat ramai dengan orang-orang yang berkumpul.

Tentu saja bukan hanya satu keluarga, namun dua keluarga sekaligus.

Dia mendengar suara riuh orang-orang yang berbincang dari ruang kerjanya yang berada di luar rumah itu. Beberapa sedang tertawa dan beberapa yang lainnya berbincang dengan serius.

Dia menghela napasnya dan tersenyum tipis ketika melihat keluar jendela ruang kerjanya itu.

Tepat di hadapannya, dia dapat melihat ruang makan yang kini dipenuhi oleh orang-orang penting dari kedua belah pihak keluarga.

Dia melirik kanvas yang baru saja dia selesaikan pengerjaannya dan tersenyum tipis melihat karyanya.

Karyanya yang mungkin karya terakhirnya.

Dia melangkah mundur - menjauhi lukisan itu dan meletakkan palet serta kuasnya di meja yang ada di belakangnya, kemudian menatap cermin yang berada di depannya.

Wajahnya sangat berantakan, penuh dengan cat warna yang tak sengaja dia kenai ke wajahnya.

Dia menghela napasnya, mau bagaimana lagi, dia harus membersihkan tubuhnya sebelum acar itu dimulai.

Dia keluar dari ruangan itu dan dengan sembunyi-sembunyi berjalan menuju pintu belakang agar tak seorangpun melihatnya.

Dia menutup pintu itu dengan perlahan, kemudian berlari menuju tangga secepatnya.

Untuk pertama kalinya, dia merutuk letak kamarnya yang berada di ujung lorong sehingga membuatnya berjalan sangat jauh.

Namun beruntungnya lantai dua rumah ini sangat sepi, seperti tidak ada siapapun yang menempatinya. Sehingga dia dapat dengan santai berjalan menuju kamarnya dan masuk kedalamnya.

Dia melirik dirinya di cermin dan tersenyum tipis saat melihat pantulan dirinya yang benar-benar penuh cat. Apalagi di baju putih serta lengannya.

"Aku harus mandi cukup lama sepertinya."

Kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi yang berada di kamarnya.

*

"Sayang, sepertinya ponselku ketinggalan, kamu duluan saja, kamarku yang di ujung lorong itu."

Park Chanyeol mengangguk - mengerti, kemudian kekasihnya meninggalkannya.

Dia berjalan mengikuti apa yang di katakan oleh kekasihnya. Namun terhenti ketika melihat ada dua pintu berbeda di ujung lorong itu dan dia tak tahu yang mana kamar kekasihnya.

Ujung lorong.

Berarti seharusnya yang ini.

Park Chanyeole membuka pintu yang ada di hadapannya kemudian masuk kedalamnya dan menutup pintu dibelakangnya.

Dia menatap sekeliling kamar itu dan tersenyum melihat bagaimana kamar itu ditata dengan rapih dan minimalis.

Bahkan sangat minimalis.

Terlalu minimalis.

Kemudian dia tiba-tiba mendengar suara pintu yang dibuka, dia langsung tersenyum mengira kekasihnya sudah kembali, namun dia mendapatkan pintu kamar itu tak terbuka. Dia mengedarkan pandangannya dan terkejut melihat seorang perempuan memunggunginya dengan handuk yang menyelimuti tubuhnya - belum menyadari kehadirannya.

Dan dia sangat terkejut melihat siapa perempuan itu ketika membalikkan badannya hingga mereja bertemu pandang.

*

Dia tidak mengira akan secepat ini.

Dia tidak mengira akan seperti ini.

Dia tidak mengira-

"Baekhyun-ssi?"

Bertemu dengan pria itu di situasi seperti ini.

Lies Made By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang