6

447 54 7
                                    

Ketika dia membuka matanya.

Dia tahu.

Perempuan itu takkan ada di sampingnya.

....

....

Park Ji Yeon menatap putranya dengan penuh tanya ketika lelaki itu baru saja masuk ke rumah, "Ibu bertanya pada Ji Hyo, kamu tidak bersamanya kemarin malam, kamu dari mana?"

Chanyeol berhenti melangkah lalu menatap ibunya dengan sebuah senyuman tipis.

"Aku tertidur di ruang kerjaku di rumah sakit."

"Kamu tidak ada jadwal jaga kemarin."

"Ya, aku memang tidak ada jadwal namun aku juga punya pekerjaan yang cukup penting."

"Dan apakah itu?"

Chanyeol kini tersenyum lebar. "Maaf ibu, aku tidak bisa menceritakan masalah pasienku ke orang asing." chanyeol membungkukkan badannya, "Aku ingin istirahat, tolong jangan ganggu aku untuk beberapa jam ke depan." lalu pergi dari ruangan itu menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Senyuman lebarnya yang mengembang sebelumnya kini di turunkan dengan cepat dan dia memasang wajahnya datar.

Dia masih tidak dapat menerma apa yang terjadi selama dua tahun kebelakang ini.

Dia masih tidak terima.

Chanyeol merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidurnya setelah masuk ke dalam kamarnya tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu. Dia tatap langit-langit kamarnya dengan kosong kemudian menatap kesampingnya.

Ini belum berakhir, dua belas tahun hubungan mereka takkan dia sia-siakan hanya karena kebohongan itu. Dia tidak akan percaya yang perempuan itu katakan. Dia hanya akan percaya dengan apa yang dilihatnya.

Bahwa perempuan itu sangat menderita sekarang.

....

....

Byun Baekhyun menutup laptoonya setelah membalas email kuratornya yang menanyakan bagaimana pergembangan karyanya dan beberapa hal lainnya.

Dia menghela napasnya setelah cukup lama dia duduk dan saling berbalas email dengan kuratornya itu.

Dia mengusap wajahnya kasar berusaha mengusir pikiran tentang pekerjaannya sedikit saja, kemudian dia berdiri dari kursinya dan berjalan menuju kaca besar di kamar hotelnya yang menunjukkan pemandangsn kota di malam hari.

Ya sekarang dia berada di salah satu hotel yang berada di negaranya. Dia tidak berani untuk kembali ke rumah itu.

Ah, pantaskah dia menyebutnya rumah?

Baekhyun kembali menghela napasnya kemudian melirik jam tangannya. Sebentar lagi dia harus menemui seseorang, dia harus bersiap-siap.

Baekhyun membuka tas belanjanya yang di bawanya beberapa jam yang lalu, kopernya masih ada di mobil lelaki itu dan dia tidak mungkin harus memakai pakaian yang sama seperti kemarin, jadi dia beli beberapa set pakaian dan pakaian dalamnya.

Dia melepaskan seluruh pakiannya kemudian terdiam saat tak sengaja dia melihat pantulan dirinya di kaca besar itu.

Tubuhnya berantakan.

Penuh dengan warna merah di beberapa tempat.

Dia tersenyum tipis lalu menyentuh warna merah yang berada tepat dimana rahimnya berada.

Lalu dia tertawa ketika sebuah pemikiran konyol masuk ke benaknya.

Mana mungkin?

Tidak mungkin hal itu terjadi dalam sekali coba, kan?

Byun Baekhyun memakai pakaiannya dengan cepat kemudian merapihkan penampilannya.

Dia melupakan satu hal.

Mereka tidak hanya sekali mencoba.

Lies Made By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang