9.5

326 50 2
                                    

Dia ingin menemui perempuan itu.

Dia ingin minta penjelasannya.

Dia ingin-

Kenapa dia tidak mengingat apapun tentang perempuan itu?

"Ma."

Dia memanggil ibunya yang duduk di sampingnya. Mereka kini sedang duduk di ruang keluarga menunggu Papanya pulang di jam makan malam sambil menonton televisi yang memutar berita harian.

"Mama mengenal kakaknya Ji Hyo?"

"Kakak tirinya itu?"

"Ya."

"Mama baru melihatnya ketika berkunjung ke rumah keluarga kekasihmu waktu itu. Kenapa sayang?"

Bahkan ibunya yang selalu dia bagi ceritapun tak tahu akan hal ini.

Lalu siapa yang mengetahuinya?

Kalian sudah melewati banyak hal ya?

Dia jadi teringat perkataan Pamannya.

Apakah pamannya tahu sesuatu?

"Jangan memikirkan yang tidak penting sayang, beberapa hari lagi kamu akan bertunangan dengan Ji Hyo, kenapa kamu malah mengurus kakaknya?"

"Aku-"

Apakah sebaiknya dia harus bercerita?

Dia menggelengkan kepalanya, "Tidak apa Ma."

"Jangan mendekati perempuan itu Chanyeol-ah, Mama tidak akan setuju."

"Ya."

*

Dia mengendarai mobilnya menuju rumah pamannya.

Dia berharap dapat menemukan sesuatu atau setidaknya mendengar sesuatu.

Sepertinya dia menceritakan dirinya sedikit ke pamannya itu.

Dia menghentikan mobilnya di depan garasi mobil milik Pamanya, kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.

"Ah, Tuan muda Chanyeol."

Dia menghentikan langkahnya ketika melihat asisten rumah tangga milik Pamannya. "Bi, dimana Paman?"

"Tuan besar sedang di ruang jahitnya, tuan."

"Baiklah, terimakasih Bi."

Dia berjalan ke belakang rumah itu.

Disana ada sebuah pondok kecil yang dijadikan pamannya sebagai tempat dirinya bekerja membuat pakaian.

Dia mengetuk pintu itu perlahan kemudian membukanya.

"Paman." Panggilnya.

Paman Jung yang sedang melakukan tahap akhir sebelum fitting mengangkat kepalanya dari gaun yang sedang dibuatnya.

"Oh, Chanyeol-ah!" Serunya bahagia, dia menghampiri lelaki itu kemudian memeluknya dengan erat.

"Seperti biasanya, paman terlihat sibuk."

Pria tua itu tertawa, "Paman sungguhan sibuk, sebentar lagi waktunya bukan?"

Dia mengangguk. "Terimakasih Paman atas jasnya, itu sangat indah, sekali lagi."

"Badanmu yang sangat bagus Chanyeol-ah, jadinya pakaian yang ku buat terlihat luar biasa."

Dia tertawa, "Aku biasa saja."

"Jangan merendah-" pria itu kembali ke pekerjaannya semula, "Kalian selalu begitu."

"Kalian?"

"Ya, kamu dengan kekasihmu itu. Kalian selalu saja seperti itu ketika aku memuji."

"..."

"Apalagi kekasihmu itu."

"Ibunya bernama Kim Kibum-kan?"

Dia hanya dapat diam, karena dia tidak mengerti sama sekali apa yang dibicarakan oleh pamannya itu.

"Aku sudah lama mengenalnya, sepertinya dia mendapatkan didikan keras dari ibunya ya?"

Dia semakin tidak mengerti.

Pamannya bercerita lebih banyak, namun semakin pamannya bercerita lebih banyak dirinya semakin tidak mengerti.

"Paman-" Di memotong perkataan pamanya, kurang sopan memang, namun dia bingung. Sangat bingung. "Aku tidak mengerti apa yang paman katakan."

Paman Jung berhenti melakukan finishing di gaun yang dibuatnya dan menatap dirinya.

"Aku membicarakan kekasihmu."

"Kekasihku?"

"Ya, perempuan yang kamu bawa kemarin, bukankah dia kekasihmu? Kalain akan bertunangankan, seperti yang kamu rencanakan dua tahun yang lalu, sebelum kamu kecelakaan?"

"Dia bukan kekasihku."

"Benarkah? Aku rasa itu memang dia, kamu pernah membawanya ke tokoku dan mengatakannya padaku."

Dia segera mengeluarkan ponselmya dan mencari foto kekasihnya lalu menunjukkannya pada sang paman.

"Paman tidak ingat perempuan ini?"

Pria paruh baya itu mengerutkan dahinya.

"Siapa dia?"

Lies Made By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang