12 tahun yang lalu
Apa yang sedang kamu lakukan? Pak Lee sudah melirik terus kesini, cepatlah buka bukumu dan tulis yang ada di depan.
Park Chanyeol mengerutkan dahinya melihat tulisan di buku yang di sodorkan oleh teman sebangkunya itu, kemudian menatap guru Lee yang sedang menjelaskan soal Sejarah Dunia di depan.
Memang benar apa yang di tuliskan oleh teman sebangkunya itu, pria paruh baya itu kini memfokuskan matanya pada dirinya sedangkan bibirnya masih terus bicara, menjelaskan apa yang di maksud di papan tulis.
Jika kamu mengingat namaku.
Dia tersenyum miring setelah menuliskan hal itu di bagian bawah apa yang perempuan itu tulis.
Perempuan itu menatapnya tajam, kemudian memperhatikan apa yang di depannya kembali.
"Chan -sung?" Bisik perempuan itu, menjawab.
"Great, Byun!" Tanggapnya dengan sinis. "Kita sudah menjadi teman sebangku hampir sebulan loh dan kamu masih tidak mengingat namaku? Sangat pintar."
"Memangnya ada untungnya aku mengingat namamu?" perempuan itu melirik lelaki di sampingnya kemudian mencatat kembali apa yang dituliskan di papan tulis.
"Pantas saja kamu tidak punya teman."
Perempuan itu berhenti menulis sesaat, kemudian melirik lelaki itu dengan singkat, sangat singkat, namun lelaki itu melihatnya.
"Ya, mungkin karena hal itu."
*
Perempuan itu jadi sangat pendiam sejak pembicaraan waktu itu.
Dan dia jadi merasa bersalah.
Dia membuka pintu kelasnya dan saat itu juga angin kencang masuk diikuti suara petir.
Ah, ya, sekarang sudah musim panas, pasti sebentar lagi akan turun hujan deras.
Dia membuka matanya yang menutup ketika angin menerpanya, kemudian menatap perempuan itu.
Dan saat itu, jantungnya berdetak sangat keras melihat perempuan itu.
Byun Baekhyun selalu saja menundukkan kepalanya dan dia sangat jarang bertemu pandang secara langsung ketika berbicara dengan perempuan itu. Kali ini, perempuan itu mengangkat kepalanya ke atas, membuat rambut panjangnya yang menutupi wajahnya kini tidak menghalanginya.
Dan saat itu, dia dapat melihat dengan jelas wajah perempuan itu.
Cantik.
Sangat cantik.
Hingga tanpa sadar dia membisikkannya.
Namun matanya terlihat kosong.
Suara petir kembali terdengar dan para perempuan menjerit.
Dia menatap seluruh kelasnya yang menjadi ricuh karena hal itu dan tertawa kecil, perempuan di kelasnya selalu saja berisik karena hal ini, kemudian dia melihat perempuan itu kembali.
Kali ini perempuan itu berdiri dan memunggunginya.
"Hey Byu-!" Dia melangkah mendekatinya, namun terhenti.
Matanya melebar ketika perempuan itu melangkah menuju jendela yang berada tepat di sampingnya dan pikirannya menjadi kacau.
Dia tidak bisa berpikir apapun dan yang dia hanya tau, dia harus menarik perempuan itu turun.
Dan itulah yang dia lakukan.
Dia menyentak tangan perempuan itu dengan keras, membuat mereka jatuh ke lantai kelas, bertepatan dengan petir yang berbunyi nyaring.
Suara jatuh mereka tidak di dengar oleh siapapun karena besarnya suara petir itu dan tak ada yang melihat mereka.
"Apa yang akan kamu lakukan?" Bisiknya dengan nada tak percaya dengan apa yang di lihatnya.
Perempuan itu mengerjapkan matanya, kemudian bangkit dari atas tubuh lelaki itu. "Bukan urusanmu."
Chanyeol mengerutkan dahi marah. Dia menaikan punggungnya dari lantai dan duduk di hadapan perempuan itu yang kini menatap ke arah lain.
Dia memajukan tubuhnya.
Byun Baekhyun merasa tidak nyaman dengan pandangan yang lelaki itu berikan. Dia menghindar dari mata itu dan melarikan matanya kemanapun.
"Kau terlalu dekat." bisiknya ketika lelaki itu memajukan tubuhnya kembali.
Dia langsung memundurkan punggungnya namun tertahan oleh tembok. Maka dari itu dia menundukkan kepalanya dengan dalam.
Lelaki itu tak mengatakan apapun lagi padanya.
Namun dia tahu, lelaki itu semakin mendekatinya.
Dia dapat merasakan napas lelaki itu di kepalanya kemudian turun dengan perlahan ke bahunya.
"Rasanya, jantungku akan berhenti berdetak." bisik lelaki itu.
Dan dia menanggapinya, "Kamu masih hidup, itu tandanya jantungmu masih berdetak."
"Jangan melakukan itu."
Perempuan itu diam.
"Jangan melakukan itu lagi."
Lelaki itu mengangkat kepalanya dari bahunya, kemudian tangannya menangkup kedua sisi wajahnya. Wajahnya dipaksa untuk terangkat dan menatap lelaki itu.
Dia tidak mengerti.
Perempuan itu tak mengerti.
Ketika lelaki itu mendekati wajahnya dia berusaha berpaling, namun lelaki itu menahan kepalanya, membuat dia terpaksa untuk menatap lelaki itu itu.
Dia dapat merasakan napas lelaki itu.
Dia dapat merasakan ujung hidungnya bertemu dengan ujung hidung lelaki itu.
Dan dia dapat merasakannya-
"Kamu, membuatku gila."
Bibir lelaki itu menyentuh bibirnya dengan lembut dan dalam.
Di sudut kelasnya yang sepi dari teman-teman mereka yang berkumpul di depan kelas karena petir, mereka berciuman tanpa ada yang tahu akan hal itu.
Hanya mereka dan Tuhan.
Chanyeol menghisap lembut bibir atas dan bawah perempuan itu untuk terakhir kalinya, kemudian mengangkat kepalanya - menatap perempuan itu.
Dan dengan jahilnya, dia berkata-
"Wajahmu merah seperti kepeting rebus."
Dengan senyuman khasnya di akhir kata.
![](https://img.wattpad.com/cover/155258834-288-k623392.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lies Made By Me
أدب الهواةKebohongan yang aku buat untuk dirimu. Terimakasih. Dan - Maaf.