2.5

337 54 0
                                    

Ini jelas bukan miliknya, tapi kenapa ada disini?

Dia mencari nama sang pemilik buku, namun tak kunjung menemukannya.

Menyerah, diapun mulai membaca halaman berikut buku itu.

Ada tulisan disana.

April, 4.

Hari ini.

Masih sama seperti biasanya.

Sendiri dan sendiri lagi.

Dan aku menarik diriku lagi.

Dia mengerutkan dahinya, kemudian membuka halaman selanjutnya.

April, 9.

Sepi ini menggerogitiku.

Membuatku berpikir kemana-mana.

Membuatku selalu melirik cutter yang berada di atas mejaku.

Membuatku selalu berpikir-

Betapa enaknya jika aku mati.

Aku-

Pasti-

Tidak akan merasakan hal itu.

Dia menahan napasnya dan membuka kembali lembaran ke empatnya.

April, 14

Aku tertawa.

Meskipun aku tak merasakan diriku tertawa.

Aku tertawa.

Tertawa atas kepalsuan yang kubuat.

Aku tertawa.

Namun dia menatapku dengan penuh amarah.

Dia membuka halaman selanjutnya.

April, 28.

Dia duduk di barisan ke 3.

Aku tidak tahu apa salahku, namun dia menatapku tajam.

Setiap kami bertemu pandang dia akan menatapku tajam.

Ketika banyak orang di sekitar kami dia akan tersenyum padaku.

Ketika aku sendiri-

Dia hanya akan mengacuhkanku.

"Chanyeol!? Turunlah cepat, waktunya makan malam, apakah kamu masih mengemas buku-bukumu?"

Dia menutup buku itu terburu-buru ketika pintu kamarnya di buka dan melemparkannya ke antara berkasnya yang menumpuk.

"Ya, Mama, sedikit lagi."

"Makanlah lebih dahulu, setelah itu kamu bisa melanjutkannya. Papa sudah menunggu di meja makan."

"Baik, Mama."

*

Seharusnya dia menahan dirinya.

Seharusnya dia tak menceritakan itu padanya.

Seharusnya dia-

Tak menceritakan apapun dari awal.

Hatinya merasa sangat sakit melihat pria di hadapannya yang terlihat sangat kesakitan.

Dia merasa sangat sesak melihat pria itu yang berusaha terlihat baik-baik saja.

Dan ini semua karena salahnya.

Salahnya yang ingin membuat pria itu mengingatnya.

Jika yang terbaik pria itu seperti ini, maka dia akan melakukannya.

"Baekhyun-ssi?"

Dia menatap pintu ruang istirahat pria yang tidur disampingnya dan tersenyum tipis melihat siapa yang datang.

"Maaf, sepertinya otaknya mencoba mengingatnya."

Dokter Kim tersenyum lembut, "Tidak apa, jika saja dia meminum obatnya, ini mungkin tidak akan seperti ini. Saya periksa dulu, oke?"

Dia mengangguk dan menyingkir dari pria itu untuk di periksa oleh Dokter Kim.

"Semuanya baik-baik saja, istihatakan saja."

Dia mengangguk, mengerti.

"Kamu, masih belum mengatakan apapun padanya?"

Dia menatap Dokter Kim sekilas, kemudian menatap pria yang tidur dengan tenang di atas ranjang ruangab itu.

"Aku, hanya menceritakan kisah kami dulu."

"Suatu hal yang bagus."

Dia menggelengkan kepalanya, tidak menyetujuinya, "Itu bukanlah hal yang bagus."

"..."

"Itu pasti hal yang menyakitkan."

"Baekhyun-ssi, sebenarnya apa yang anda inginkan?"

"..."

"Kenapa anda bertemu dengan Chanyeol kembali jika anda ingin pergi meninggalkannya?"

"..."

"Kenapa anda menceritakan masa lalu kalian, jika anda tidak ingin dia mengingat hal itu?"

"..."

"Bukankah ini yang anda harapkan?"

"..."

"Chanyeol melupakan anda dan hidup bahagia."

"..."

"Lalu kenapa anda melakukan hal ini?"

Lies Made By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang