"Tolong, bisakah anda memberikan kembali koper saya sekarang, saya tidak memiliki waktu untuk anda, Park Chanyeol-ssi, dan saya bukan pasien anda lagi."
"Ketika saya belum menyatakan anda sudah sembuh, anda masih sakit Nona Byun."
Byun Baekhyun memutar matanya jengkel, "Dan bisakah anda tidak memutar mata anda di depan saya?" lanjut lelaki itu.
Perempuan itu tersenyum miring, "Apakah saya tidak boleh melakukan apapun yang saya inginkan?"
"Tidak seperti iru. Itu seperti anda tidak menghargai saya."
"Ya, memang seperti itu maksud saya, Dokter Park."
Chanyeol mengalah. Dia mengambil gelas kopinya kemudian menatap keluar kafe tenpat mereka berada pagi ini.
Hari ke empat.
Dan dia akhirnya berhasil menghubungi perempuan itu dengan susah payah.
"Saya harus pergi dan menemui beberapa orang, Dokter Park dan saya tidak bisa menghabiskan waktu saya dengan anda."
Park Chanyeol mengeratkan pegangannya pada pegangan koper perempuan itu.
"Bagaimana sarapanmu? Kamu pasti belum sarapankan?"
"Saya tidak butuh itu."
"Bagaimana dengan brunch?"
Baekhyun sekali lagi memanggil nama lelaki itu dan kali ini dengan lelah.
Dia sudah cukup kurang tidur sejak hari terakhir mereka bertemu karena pekerjaannya yang di Vienna dan disini, dia ingin istirahat setelah pekerjaan yang terakhir ini selesai dan dapat menyisakan waktu untuknya istirahat sebelum besok pergi kembali ke Vienna.
"Chanyeol!"
Chanyeol tak mempedulikan bentakan perempuan itu, dia mengangkat tangannya dan meminta pelayan untuk membawakan pesanan yang telah di pesannya sebelum perempuan itu tiba di kafe itu.
"Aku telah memesankanmu sarapan, makanlah sebelum pergi."
Seorang pelayan meletakkan makanan itu di hadapannya dan dia tanpa sadar tersenyum tipis melihat apa yang di sajikan.
Nasi putih hangat dengan terlur acak alpukat di atasnya serta sebuah kecap manis dan taburan rumput laut.
Jantung Chanyeol berdegub lebih cepat ketika wajah perempuan itu yang mengeras sejak pertama bertemu menjadi lembut dan terlihat bahagia meskipun sedikit.
"Kamu masih menyukai set makan ini, kan?"
Baekhyun menatap lelaki di hadapannya dan diam tak mengatakan apapun lalu meraih sendok yang ada di samping mangkuk makanannya.
Dia memakan sarapannya dengan lahap meskipun sedikit risih dengan tatapan yang lelaki itu lakukan padanya.
Chanyeol sangat bahagia.
Meskipun seperti ini, dia bahagia.
Chanyeol mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala perempuan itu yang sedang merunduk dan itu mengejutkan perempuan itu.
Chanyeol tertawa kecil saat perempuan itu terkejut dengan sentuhannya tiba-tibanya.
Lalu berbisik pelan ketika dia mengusap rambut perempuan itu dengan lembut -
"Kenapa kita menjadi seperti ini, Baek?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Lies Made By Me
FanfictionKebohongan yang aku buat untuk dirimu. Terimakasih. Dan - Maaf.