Dia menghentikan langkahnya ketika melihat seseorang yang sangat dikenalnya sedang berdiri dan berbicara dengan adik tirinya. Dia memundurkan tubuhnya, bersembunyi di balik tembok yang ada disampingnya.
Apa yang sedang dilakukannya ini?
Kenapa dia bersembunyi disini?
Dia menegakkan tubuhnya dan mengangkat dagunya sedikit kemudian keluar dari sana.
Dia melangkah menuju meja terdekat untuk meraih segelas jus yang tersedia disana kemudian melangkah menjauh dari kerumanan itu.
Dia berdiri di pojok gelap yang ada di ruangan itu dan menatap seluruh rangkaian acara yang sedang berjalan dalam diam dengan sesekali meminum jusnya.
Acara yang sangat meriah dan glamor.
Namun itu tak cukup menarik perhatiannya untuk lepas dari orang itu.
Orang yang sedang merangkul pinggang lain dan tertawa bersamanya.
Terluhat sangat bahagia.
Tidak seperti ketika bersamanya.
Dia mengalihkan pandanganya menatap keluar kaca besar yang ada di sampingnya.
Langit terlihat sangat gelap dan hanya ada bulan yang terlihat disana.
Dia mengalihkan pandangannya kembali dan menatap gelas jus yang ada di tangannya.
Dulu, mungkin sekarang dia sedang ada di tempat lain dan berkemah dengan kekasihnya. Memandang langit yang kadang penuh bintang atau pun tidak ada sama sekali. Menghabiskan waktu dengan hanya mereka berdua. Berbagi selimut dengan dirinya yang berada di dalam dekapan orang itu.
Dia merindukannya.
Sangat merindukannya.
Dia menarik napas dalam, menahan air mata yang akan turun, kemudian menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum bahagia.
Namun dia terlihat menyedihkan.
Dia mengalihkan pandangannya kembali, kali ini menatap acara yang tengah berlangsung.
Di tengah riuhnya acara itu.
Dia merasa sangat kesepian.
Dia melangkah keluar dari sudut gelap itu, kemudian memberikan gelasnya pada pelayang yang sedang lewat. Dia melangkah mencari keluarganya dan menemukan Papanya sedang berbicara dengan seseorang.
"Pa." panggilnya.
Byun Jinki berhenti berbicara, kemudian menatap putri sulungnya dengan tidak suka.
"Tidak sopan." Dia tersenyum tipis mendengar perkataan itu. "Ada apa?"
"Aku ijin pulang terlebih dahulu, besok aku harus pergi pagi-pagi sekali ke Seokcho."
"Ya, pulanglah."
Dia mengangguk, kemudian membungkuk dengan sopan dan berpamitan.
Dia melangkah menjauhi acara itu menuju pintu keluar yang terbuka lebar karena masih ada beberapa tamu yang belum hadir dan ada yang pulang terlebih dahulu.
Dia menghentikan langkahnya sesaat lalu memutar kepalanya untuk melihatnya. Lelaki itu sedang mengusap rambut perempuan yang ada di hadapannya dengan lembut dan mata yang berbinar bahagia serta senyuman indah tak lepas dari wajahnya.
Siapapun yang melihatnya pasti langsung mengetahuinya.
Betapa pria itu mencintai wanita yang ada di hadapannya.
Dia menundukkan kepalanya kemudian melangkag keluar dari ruangan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lies Made By Me
FanficKebohongan yang aku buat untuk dirimu. Terimakasih. Dan - Maaf.