Taehyung hanya duduk diam memperhatikan Jina—asisten dari Profesor Jung untuk memilihkan baju khas anak muda 'berandal' sesuai permintaannya. Menurut informasi yang beredar, Jina sering kali menjadi MUA dan stylist untuk acara remaja di sekolah menengah, jadi Taehyung memutuskan meminta bantuannya untuk membeli baju untuk si drummer di rumah yang diam-diam menginginkan baju baru.
Awalnya Jina bertanya-tanya untuk siapa baju yang Taehyung ingin beli sampai perlu bantuannya begitu, lalu ketika si profesor muda itu hanya mengendikkan bahu tanpa bilang apa-apa, Jina langsung menyimpulkan mungkin itu diperuntukkan adiknya.
Rasa-rasanya tidak mungkin Taehyung yang terhormat dan punya selera cukup tinggi itu memiliki kekasih berandalan yang selera pakaiannya seperti ini. Jadi ia hanya berusaha terbaik dan memilihkan yang paling menarik mata dan tampak nakal di matanya.
Setelah mendapat satu setel pakaian beserta satu piercing klip yang menurut Jina penggunaannya hanya perlu dijepitkan tanpa harus perlu menindik telinga—Taehyung tanpa berpikir dua kali, langsung membawa seluruh barang ke kasir dan membayar seluruh tagihannya.
Jina mengangguk sopan untuk pamit setelah taksi yang dipesankan Taehyung sudah siap di depan distro. Ia berterima kasih lalu segera pergi, meninggalkan Taehyung yang tiba-tiba saja mendapati mini market dan ingin membeli segelas kopi. Mungkin itu bisa jadi kawan minumnya selama perjalanan pulang.
;
Taehyung terkejut bukan main saat masuk ke dalam kamar dan mendapati Jungkook tengah mengamati refleksinya sendiri yang mengenakan kaus berwarna hitam dengan lambang bajak laut pada bagian depan.
Dahinya mengerut tidak suka, segelap apapun pakaian yang Jungkook kenakan—tapi tipisnya kain tak akan pernah membohongi.
Jungkook panik saat tahu Taehyung di belakang sana sibuk mengamatinya. Terus mengikuti kemana arah mata si pengamat, bibirnya merapal halus, tidak suka dengan pandang mengancam begitu.
"Kau sudah beli baju?"
Jungkook mengangguk tanpa mengamati banyak saat Taehyung menyembunyikan sebelah lengannya di belakang tubuhnya yang terbalut mantel sembari menenteng kantung belanjaannya tadi diam-diam.
"Kenapa? Anda mau mengomentari bajuku?"
Taehyung mengerutkan dahi lalu menggeleng, ia tidak tahu selera anak muda—tapi di matanya, pakaian apapun tampak tetap cocok di tubuh Jungkook. Dia tidak munafik, karena Jungkook memang punya sisi yang seperti itu, berbeda darinya yang tidak punya sisi keras dalam artian jalur gelap—mungkin dia akan ditertawakan jika memakai pakaian dengan lambang tengkorak besar di bagian depan begitu.
"Bagus kok, uangmu cukup?"
"Cukup, tapi sekarang habis—aku makan banyak omong-omong."
Jungkook lekas berbalik memunggungi Taehyung sebelum melepas kausnya seusai berbicara, sukses membuat si pengamat ikut berbalik badan sembari menunggu si lawan bicara selesai berganti pakaian.
"Aku ada kunjungan minggu depan, Prof. Itu memakan biaya yang banyak. Kalau kau tidak mengijinkan karena tidak ada uang, aku akan tetap berangkat, pinjam uang mama—mungkin."
Taehyung menggeleng sebelum menaruh kantung di tangan kirinya di atas kasur. Sukses membuat Jungkook membulatkan matanya sebab kantung itu berasal dari distro tempatnya membeli pakaian biasanya.
Jungkook merasa rahangnya terjatuh dan dia tidak mampu bergerak sedikitpun saat melihat Taehyung dengan tenang memilih duduk di pinggiran ranjang lalu menarik lembut pergelangan tangannya.
"Berapa banyak yang kau butuhkan untuk kunjungan?"
Jungkook menggeleng panik sebab pikirannya mendadak kacau. Ia tahu betul berapa gaji Taehyung, masih ditambah sudah berkurang sebab membeli barang di dalam kantung keramat itu tadi.
Kalau benda dalam kantung itu benar akan menjadi miliknya, maka Jungkook sudah cukup, dia tak mau apa-apa lagi lebih banyak.
"Kau terlalu banyak berpikir, baiknya aku tanya pada dosenmu saja, siapa?"
Jungkook langsung merebut ponsel Taehyung lalu melemparnya ke tengah ranjang. Terlalu panik kalau sampai Taehyung tahu berapa banyak yang ia butuhkan.
"Aku akan bekerja, Prof. Sungguh. Jadi izinkan aku untuk tidak di rumah."
Dan Taehyung tidak punya alasan untuk melarang Jungkook melakukan hal sesuka hatinya.
Akan tetapi Jungkook ragu, sebab Jimin tiba-tiba banyak mengiriminya pesan sepanjang malam.
"Kurasa, dia tak seperti yang kita bayangkan."
[ t b c ]
[ Revisi 2022 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
amante | taekook
Fanfiction[ SUDAH TERBIT OLEH CHOKO PUBLISHER ] ▶start 221118 ▶boys x boys | don't like don't read❗❗ ©errezea - 2018