;
Taehyung tak bisa marah, manakala Jungkook tak mau berpindah dari posisinya yang tengkurap di pangkuannya. Sedari tadi kukuh, bilang ini adalah posisi ternyaman dan rasa-rasanya Jungkook bisa tidur semalaman dengan sangat nyenyak dengan kondisinya yang sekarang.
Tingkah anehnya membuat yang lebih tua mau tidak mau harus mengangkat tubuhnya secara paksa untuk ditidurkan di ranjang tidur mereka. Mengungkung tubuh dan memberinya banyak ciuman agar tidak banyak melawan. Hingga pada akhirnya Jungkook tertidur sebab merasa lelah saling berpagut terlalu lama saat jam dinding menunjuk pukul empat pagi.
Lagipula ini akhir minggu, Taehyung tidak tahu menahu kalau Jungkook mendapat kiriman game PC baru dari Jimin dan menggunakan laptopnya semalam penuh untuk bermain game. Lagi-lagi tak bisa marah, sebab tujuh belas minggu usia pernikahan itu tandanya Jungkook juga sudah hampir memasuki minggu terakhir kuliahnya dan harus mengerjakan banyak tugas akhir yang menumpuk tinggi layaknya gunung.
Sehingga saat berhasil menciduknya sedang sibuk bermain game dan menghabiskan dua toples camilan masih ditambah tiga kaleng cola di ruang tengah, akhirnya Taehyung memutuskan untuk mengalah, anggap saja memberi mudanya sedikit refreshing setelah menyelesaikan tugasnya (padahal tenggat waktu adalah Minggu depan, tapi Jungkook memang sepintar itu sehingga sudah selesai semua jauh-jauh hari). Biar tidak stres. Jadi Taehyung memilih untuk tidak mengotak-atik game pada laptopnya biar Jungkook nanti bisa bermain lagi.
Sebenarnya Taehyung juga masih sangat mengantuk. Dia tidak akan terbangun kalau bukan karena mendengar suara keyboard laptopnya yang terdengar seperti pijakan orang yang sedang dikejar setan akibat ditekan terlalu keras secara bergantian—sungguh, mungkin jika ia tidak mengetahuinya sekarang, ia tidak akan tahu mengapa Jungkook nanti menjadi kerbau sebab sulit dibangunkan dan malah sadar saat sore hari sudah menjelang juga langit kembali gelap.
Rencananya hari ini mau berkunjung ke rumah Mama. Ada tawaran berupa percobaan resep baru ala Mama yang harus mereka coba tapi sepertinya lagi-lagi akan kembali urung, membuat Taehyung harus menghubungi Mama sesegera mungkin sebab Jungkook tampaknya tidak akan bangun seharian dari kasurnya. Memotret entitas Jungkook yang sedang tidur menyamping dengan bibir kecilnya yang terbuka, memeluk guling begitu posesif juga deru nafasnya yang terdengar menggemaskan. Menyertakan permintaan maaf dan mengakui segala kekacauan yang terjadi pagi ini sebelum mengirimnya kepada Mama.
Omong-omong sepuluh hari yang lalu mereka baru bertengkar hebat. Mungkin bisa dibilang paling hebat yang pernah dialami keduanya.
Bukan soal Taehyung yang membentak. Bukan juga soal Jungkook yang menghajar suaminya habis-habisan. Tapi keduanya menangis sebab Taehyung pada akhirnya mau tidak mau harus memberitahukan semuanya sebab tanpa sengaja Jungkook menemukan berkas laporannya kepada pihak kepolisian diatas meja kerjanya.
Jungkook menuntutnya untuk bercerita secara keseluruhan dari awal, memberitahukan alasannya mengapa Jungkook selama ini selalu ia perlakukan demikian dan mengapa Jungkook yang harus mengalaminya.
Taehyung tak punya pilihan lain selain jujur, sebab ia sendiri sudah berjanji soal apapun yang Jungkook ingin tahu dari dirinya—ia tak akan pernah berbohong baik seujung kuku pun rahasia yang disimpan baik di akal maupun perasaannya.
Taehyung sepenuhnya sadar, tentu jika dirinya berada di posisi Jungkook juga pasti akan marah besar. Menutupi hal sebesar ini hingga nyawa anak mereka yang jadi taruhan jelaslah maklum jika Jungkook semurka itu kepadanya. Menjadi bagian paling buta arah dan korban terbesar tak akan pernah terbayang bagaimana rasa sakitnya.
Manalagi Taehyung sudah berhasil menemukan hasil CCTV dari mobil Mr.Frank yang benar-benar tak seorangpun menyangka tengah terparkir di dekat pelataran gedung tempat Jungkook mendapat penyerangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
amante | taekook
Fanfiction[ SUDAH TERBIT OLEH CHOKO PUBLISHER ] ▶start 221118 ▶boys x boys | don't like don't read❗❗ ©errezea - 2018