Day 9

36.9K 4.7K 1K
                                    

Taehyung tersenyum lebar saat matanya untuk pertama kali mendapati Jungkook masih terlelap dengan dengkuran halusnya yang begitu lucu, juga keringat yang membasahi dahinya.

Berusaha meyakinkan diri bahwa lengan kirinya akan tetap baik saja meski mungkin akan mati rasa untuk sementara waktu, sebab Jungkook tidak sedikitpun beranjak dari posisi awal saat akan tidur. Bahkan lengan Jungkook sendiri yang memeluk tubuhnya dengan erat juga masih tetap di situ. Sedikitpun tidak berubah.

Maka Taehyung berbisik kecil mengucapkan selamat pagi sebelum menyentuhkan dahi Jungkook dengan punggung tangannya.

Demi apapun Taehyung bersyukur karena suhu badan Jungkook sudah kembali normal. Maka dari itu Taehyung diam-diam mengulum senyum, tanda bahwa hutang ciuman yang belum selesai semalam harus segera dilunasi dan dia menggila sendiri hanya dengan membayangkannya.

Matanya sibuk mengamati, pipi tembam Jungkook yang terasa benar-benar lembut dan bersih dari permasalahan kulit khas anak remaja beberapa kali ini selalu mengalihkan perhatiannya. Sedikit menyesal, Taehyung tidak begitu paham masalah produk perawatan yang sekiranya bagus untuk merawat kulit lembut si teladan kecil. Maka dari itu ia kembali memantapkan diri, akan bekerja lebih keras juga belajar mencari tau perihal apa-apa yang Jungkook sukai dan Jungkook perlukan lebih banyak.

Matanya nyaris tidak berkedip, hingga si pemuda Jeon mengerjapkan mata bulatnya sembari melenguh kecil, "H-hyung ...."

Taehyung sedikit mendongakkan kepalanya lalu bergumam kecil. Ya Tuhan, demi apapun Taehyung tidak bohong kalau Jungkook cantik—benar-benar cantik. Bulu matanya tampak panjang sekali apalagi saat berkedip-kedip seperti anak kecil begitu.

"Ya, Boy? Hyung di sini."

Jungkook menggeleng lalu tersenyum, kembali mengeratkan peluk dan menyembunyikan wajahnya di tubuh Taehyung tanpa mengatakan apa-apa lagi. "Maaf, Hyung. Aku tidak bangun pagi."

Taehyung runtuh saat mendengar suara Jungkook yang masih terdengar parau begitu merasa bersalah ketika menyampaikan permohonan maafnya. Bahkan Taehyung tidak mengharapkan apapun pagi ini selain kesembuhan Jungkook, tapi anak itu selalu tau hal-hal apa yang selalu berhasil membuat Taehyung berpikir dua kali saat menatapnya. Astaga, Jeon Jungkook berandalan yang dikenalnya tidak begini!

"Aku tidak menyuruhmu begitu, kau sembuh cepat pagi ini saja rasanya Hyung sudah sangat berterima kasih pada Tuhan, kau tau?"

Jungkook tertawa saat mendengar nada bicara Taehyung yang sepertinya kesal sekali dengan pernyataannya. Belum lagi Taehyung yang tiba-tiba kembali merengkuh tubuhnya lebih erat.

Astaga, Jungkook benar-benar ingin menghapuskan agenda kunjungan yang akan menyita waktu dua harinya besok. Ingin di rumah saja meminta Taehyung memeluknya dari pagi hingga pagi lagi menjelang. Benci sekali—padahal Jungkook itu kecintaannya terhadap ilmu besar sekali. Sedikit pun ada keinginan bolos tak pernah melesak masuk ke dalam pikirannya sebelum menikah dengan Taehyung—entah itu untuk menghindar dari profesornya satu itu atau mendadak ingin menghabiskan waktu dengan Taehyung seperti yang tengah ia lakukan saat ini.

"Kau senang aku sembuh, Hyung?"

Taehyung mengerutkan dahi dan mengusak ujung kepala Jungkook dengan dagunya, sesekali menikmati aroma vanilla dan madu yang menguar kuat dari surai merah menyala milik si teladan kecil. "Kau perlu sekali menanyakan itu padaku, Boy?"

Jungkook tertawa, senang sekali menggoda Taehyung seperti itu. Masih tetap dengan posisi menyembunyikan wajah, Jungkook mendongak dan bersitatap dengan Taehyung yang menatapnya begitu teduh tanpa berusaha mengintimidasinya seperti yang sering ia lakukan saat di kelas.

"Kalau begitu apakah aku akan mendapat ciumanku hari ini, Hyung?"

Demi apapun Taehyung kesal setengah mati saat mendengar suara Jungkook yang antusias sekali menagih hutangnya. Ujung hidungnya memerah berkerut lucu, bagaimana bisa Taehyung bisa segera menganggapnya layaknya orang dewasa jika Jungkook terus-terusan menggemaskan seperti ini?

amante | taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang