Pada akhirnya Jungkook juga akan tetap pasrah ketika berakhir di kamar mandi dengan Taehyung yang sibuk memijat tengkuknya sekesal apapun dirinya pada si profesor super perfeksionis satu itu.
Taehyung cukup kagum dengan cepatnya tubuh Jungkook kembali normal setelah terpengaruh alkohol. Anak itu tertidur lima jam lamanya sebelum terbangun dan mengeluarkan seluruh isi perutnya. Untungnya Taehyung tadi cekatan, sudah selesai dengan segala kesibukannya mengurus berkas kuliah lalu memasak sup untuk meredakan pengar akibat alkohol berandalnya satu itu, juga tidak lupa menyimpan mie hitam yang dibelinya ke dalam kulkas.
Jungkook menunduk malu, tidak tau lagi harus bagaimana sebab di sini—Taehyung tengah sibuk menyuapinya tanpa berkomentar betapa susahnya mengurus Jungkook sendirian di sisi lain masih harus mengurus segala pekerjaannya.
"Pantatmu apa sudah tidak sakit untuk jalan?"
Jungkook berkedip pelan lalu menggeleng, munafik sekali kalau dia bilang tidak sakit. Rasanya ingin mati saja tadi sok-sok berjalan dari kampus hingga apartemen yang mana jika ditempuh perjalanan dengan naik bus saja setidaknya butuh lima belas menit apabila tidak macet. Dan Jungkook hanya bermodal nekat ditambah perutnya yang kelaparan.
"Kau mau aku mengobatinya? M-maksudku, kalau kau mungkin saja tidak mau mengobatinya sendiri karena takut tidak tepat, kau tau maksudku 'kan?"
Jungkook mengangguk cepat. Otaknya tidak bodoh-bodoh amat—sebab itu tandanya dia juga tengah mengizinkan Taehyung untuk melihat dan menyentuh bagian privasinya. Lagipula dia masih takut menyentuh tubuhnya sendiri lagi, akan tetapi semisal tidak segera diobati—maka bisa dipastikan lukanya akan mengalami infeksi. Taehyung juga sudah berjanji akan mengajari juga mengurusnya bukan?
"Boy, bisa aku meminta sesuatu?"
Jungkook mendongakkan kepalanya sembari membuka mulut untuk menerima suapan. Kepalanya mengangguk kecil lalu menatap Taehyung dengan seksama. "Jangan gunakan 'anda' atau profesor padaku di rumah, aku akan sangat senang jika kau memanggilku dengan hyung, atau namaku saja juga boleh."
Jungkook terdiam lalu kembali melanjutkan kunyahannya di dalam mulut. Berusaha mengalihkan pandangan sebab dia tau, Taehyung juga pasti merasa canggung jika berbicara dengan saling menatap mata. "Kalau tidak mau dengan panggilan menggelikan semacam itu—setidaknya gunakan 'kau' saja, jangan terlalu kaku padaku—aku ini suamimu, benar?"
Jungkook diam sebentar lalu mengambil suapan sendiri sebab Taehyung tidak terburu mengambilkan suapan untuknya. Mulutnya benar masih sibuk mengunyah, hanya kepalanya yang mengangguk kecil memberi jawaban. "Terserahmu saja Hyung, aku menurut."
Demi apapun Taehyung senang bukan main. Dalam hati sempat merapal umpatan kebodohan sebab Jungkook pasti tidak mau mengingat harga dirinya dijunjung terlalu tinggi hingga membuat Taehyung sering merasa kesulitan untuk menggapainya.
Jungkook meminta Taehyung untuk mendekatkan mangkuk sup kepadanya. Ia benar-benar menghabiskannya hingga bersih mengabaikan Taehyung di depannya yang hanya menyaksikannya sembari menelan ludah. "Kau betulan lapar ya? Keasinan tidak?"
Jungkook menggeleng, "Enak kok, aku belum bisa membuat seperti ini semisal kau membutuhkannya jika minum-minum nanti, jadi ajari aku membuat ini juga. Omong-omong, aku bukan hanya kelaparan, tapi kau pasti membeli bahan juga membuatnya dengan tenagamu sendiri 'kan? Aku tidak bisa membalasnya dengan apapun selain dengan memakannya sampai habis Hyung—aku sekarang kekenyangan."
Taehyung mengangguk, berusaha tampak tenang padahal sedang meledak dalam diam. Demi apapun kenapa bisa hanya Jungkook yang mampu membuatnya merasa seperti ini.
Taehyung memang sudah berpengalaman dengan perempuan, tapi tidak pernah sekalipun merasa sesenang ini saat mendengar dirinya dipuji.
"O-oh, syukurlah kalau kau suka—tidak ingin mandi dulu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
amante | taekook
Fanfiction[ SUDAH TERBIT OLEH CHOKO PUBLISHER ] ▶start 221118 ▶boys x boys | don't like don't read❗❗ ©errezea - 2018