;Hoseok berhasil dibuat kembali penasaran saat mendapati sebuah cincin terikat manis di jemari drummer cantik favoritnya. Pandangnya tidak habis pikir juga mengapa mendadak saja ingin mengarahkan mata ke sana. Beberapa kali berdecak sebelum kembali mendengus.
Di festival kampus yang akan datang, band si kecil Jungkook kembali diminta berpartisipasi sebagai salah satu guest utama dan kini posternya sudah dipajang hampir di seluruh antero kampus dengan ukuran yang cukup besar dan hampir menutupi separuh ukuran mading tiap fakultas.
Sesekali bibirnya menyempatkan menyisip teh hijau yang dibelinya seusai jam mengajar lima belas menit lalu. Memilih menoleh dan justru mendapati kawannya si Profesor Kim yang berjalan dengan lagak begitu angkuh juga teramat dingin dari kejauhan.
"Hei, ada kelas?"
Taehyung hanya mengerutkan dahi tidak paham sebelum melirik jam tangan di lengan kiri, "Satu jam lebih tiga menit ke depan iya, ada apa?"
Hoseok kembali menggeleng lalu melirik ke arah poster. Mendenguskan napas kasar lagi sebelum tersenyum simpul masih dengan posisi mendongak seperti sebelumnya.
"Tidak begitu penting—hanya perlu teman untuk berbagi buah pikiran sejenak. Kau tau—cantikku sangat mengagumkan benar?"
Taehyung hampir menyanggah perkataan Profesor Jung sebelum tersadar perihal kemana arah pandang putra keluarga Jung itu berada. Mendapati potret lelaki manisnya tengah berpose dengan begitu garang juga kerennya. Menimbulkan reaksi berlebihan dari kawannya itu, hingga sendirinya ia mendadak malu, Taehyung begitu malu sebab ikut menyadari bahwa Jungkook tidak melepas cincin pernikahan mereka bahkan untuk pemotretan sepenting event besar di universitas.
Menyakitkan, apa seperti itu juga ya yang Jungkook rasakan saat tau Taehyung tidak memakai miliknya lagi?
"Kudengar mereka pulang malam nanti."
"Siapa? Rombongan anak-anak itu?"
Hoseok kembali mengangguk sebelum memutuskan untuk pergi menjauh sendiri. Tanpa sadar senyumannya total pudar saat melirik jemari Taehyung yang polos. Sedari beberapa waktu lalu Hoseok terus berusaha beranggapan positif terkait kedekatan kawannya juga dengan Jungkook. Tapi tidak ada, ia tak pernah menemukan apapun yang bisa semakin menguatkan pemikirannya. Berkali-kali patah lalu dibangkitkan selalu membuat batinnya berteriak frustasi.
"Mungkin sekitar pukul delapan, aku tidak datang—toh mereka pasti lelah kalau aku menagih laporannya nanti."
Lalu pria bertubuh jangkung itu benar-benar pergi meninggalkan Taehyung yang mendadak kebingungan akan apa yang harus ia lakukan nanti untuk menyambut kepulangan si pemilik pipi tembam yang mudah merona kesayangan barunya.
;
Dan Jungkook yang merasa sangat lelah juga kesal karena sempat berdebat untuk kesekian kalinya dengan Jimin merasa moodnya kembali naik dengan pesat tatkala pintu lift terbuka tepat di lantai tempat apartemennya berada.
Hyungnya ada di sana, menggunakan mantel coklat juga dua lengannya yang masuk ke dalam saku—Ya Tuhan, itu berlebihan sekali untuk seukuran outfit orang yang tidak pergi kemana-mana di jam-jam malam seperti ini. Berhasil membuat Jungkook tersenyum begitu lebar sebelum berlari keluar dari lift. Melemparkan dirinya sendiri ke pelukan hyungnya lalu kembali tertawa saat Taehyung membuka sedikit dan menyelimuti Jungkook dengan mantel coklat yang dikenakannya.
Tidak pernah habis tertawa tiap kali bersama Taehyung. Padahal juga belum mengucap sepatah katapun, tapi ciuman di ujung kepala sudah lebih dari cukup untuk membuat Jungkook kembali merona sebelum seluruh barang bawaannya dipindah tangankan pada si profesor.
KAMU SEDANG MEMBACA
amante | taekook
Fanfiction[ SUDAH TERBIT OLEH CHOKO PUBLISHER ] ▶start 221118 ▶boys x boys | don't like don't read❗❗ ©errezea - 2018