Day 17

33.6K 4.1K 916
                                    
























;

Taehyung menatap lamat mudanya yang tengah tertidur pulas sembari memeluk guling dengan begitu nyaman juga selimut yang menutup hingga batas leher. Tangannya tergerak untuk mengusap lembut anak rambut Jungkook yang berantakan, sesekali melirik meja kecil tempatnya mengerjakan tugas di sisi ranjang.

Sekarang ini sudah lewat tengah malam, tepat jam satu lebih dua puluh tiga menit. Dimana Taehyung masih terjaga sebab harus menyelesaikan tumpukan dokumen. Ia membantu dosen lain agar mendapat tambahan uang. Jungkook memerlukan banyak hal di awal kehidupan pernikahan mereka. Bodohnya Taehyung tidak berpikir sampai sana dan malah berakhir dengan berantakan. Untungnya ia sigap dan cekatan. Setidaknya mendapat dua puluh lima ribu won tiap-tiap map tebal dokumen yang ia kerjakan, sudah lebih dari cukup untuk diberikan sebagai uang pegangan Jungkook.

Untungnya Jungkook tak sampai tahu soal ini. Sejak pulang kuliah kemarin, Jungkook benar tidak bohong soal tubuhnya yang luar biasa kelelahan. Taehyung memilih mengalah, mengerjakan semua tugas rumah sendirian dan membiarkan Jungkook beristirahat. Kelewat tidak tega melihat anak itu begitu pucat padahal juga tidak telat makan.

Taehyung benar tidak mau melihat Jungkook sakit lagi. Maka dari itu sejak sore ia berusaha mandiri. Kembali pada rutinitas membuat kopinya sendiri juga mencuci dan menjemur pakaian tanpa berkomentar banyak, sebab memang sudah jadi tugasnya jika perkaranya adalah perihal membersihkan diri.

Jungkook sedikit terusik tatkala merasakan sentuhan lembut di punggung tangan. Membuat mata belonya cepat berkedip dan mendapati Hyungnya yang tengah menatapnya begitu hangat. Seolah seluruh dunia berpusat pada dirinya. Taehyung tidak pernah bosan menatapnya seakan dirinya adalah permata paling indah, berusaha benar menjaga degup jantung yang berantakan. Taehyung begitu lugas memorak-porandakan hati hanya dengan memberi kecupan ringan pada dahinya penuh sayang.

"Kenapa bangun?"

Jungkook menggeleng kecil dan meraih leher Hyungnya untuk di peluk rapat. Membuat Taehyung memilih untuk ikut berbaring sebab pekerjaannya pun sudah selesai. Tangannya cekatan menarik entitas si teladan untuk ditimpakan diatas tubuh. Sukses mengubah posisi, Taehyung berbaring dengan Jungkook tengkurap diatasnya, menikmati betapa lembut pijatan tangan yang lebih tua pada punggung. Jungkook benar merasakan betapa sabar juga ketelatenan Taehyung tiap kali tengah merengkuh juga merawatnya. "Hey, kau belum makan malam tadi?"

Jungkook mengangguk kecil dan kembali menyamankan diri sebelum tertawa kecil. Apa Hyungnya tidak pengap ditindih tubuh sebesar dirinya. "Mau makan apa um? Ayo makan dulu perutmu harus terisi,"

Taehyung total terdiam saat Jungkook mendongak dan menatap matanya begitu lucu. Tatapnya masih menyiratkan pandang kantuk luar biasa, sesekali berkedip. Seperti tengah memikirkan soal makanan apa yang harus ia nikmati selarut ini. "Ramyeon dengan sosis sembari mendapat peluk?"

Dan begitu si pemilik mata bulat mendapat balasan sebuah anggukan, senyumannya terpahat begitu cantik juga tubuhnya yang reflek berguling ke samping. Segera bangun untuk cuci muka dan sikat gigi. Sukses membuat Taehyung terkekeh saat mencari sandal rumahnya sendiri.

Aneh, luar biasa aneh. Bahkan hal sesederhana ini entah mengapa mampu membuatnya tergugu dan memuja begitu banyak. Gelenyar hangat seolah tidak bosan memenuhi diri. Tidak, Taehyung tidak berdebar. Tapi Jungkook benar selalu membuatnya nyaman seolah tengah berada dalam rumah dengan semilir angin juga hangat mentari yang memeluk tubuh. Membuatnya mengulas senyum tipis saat melangkahkan kaki ke dapur dan sempat melirik ke arah kamar mandi. Matanya melihat punggung Jungkook yang menunduk di depan cermin. Tengah berkutat dengan air mengalir di wastafel.

amante | taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang