Day 18

35.4K 4K 1.2K
                                    

[ ⚠w a r n ; kebijakan ada di tangan pembaca ]



















;

Jungkook mengusak pelan ujung hidungnya yang terasa gatal. Matanya berkedip cepat sebab menangkap kilas cahaya yang menelisip di antara gorden yang sedikit tersingkap, lalu terkejut sebab mendapati jemari tangan kanannya yang ternyata sedang digenggam begitu erat. Ia merasa sedikit bingung sebab Hyungnya ternyata sudah bangun mendahuluinya dan malah tengah menyusun lembaran uang di atas ranjang. Begitu cekatan meski bekerja hanya dengan sebelah tangan—Jungkook benar-benar sukses di buat kagum dan terpesona secara bersamaan.

Taehyung reflek menoleh saat merasakan pergerakan kecil pada jari tangan kirinya. Matanya menyipit sebelum mengulas senyum tipis saat melihat Jungkook menenggelamkan wajah di bantal sembari melirik dengan pandang sayu ke arahnya. Membuatnya memilih untuk membereskan segala kegiatannya lalu merendahkan posisi kepala untuk mendekat, memberi sebuah kecupan pada pipi sebelum ikut mengusak wajah mudanya dengan ujung-ujung jari. "Hei, selamat pagi?"

Jungkook mengangguk cepat seraya sedikit mendongakkan wajah cantiknya. Sedikit menuntut soal ciuman pagi untuk bibir tipisnya yang merekah kemerahan, sukses mengacaukan degup jantung yang lebih tua sebagai pengamat. Memilih untuk mengecup rahang alih-alih mengecup bibir. "Tidurmu nyenyak?"

Jungkook lagi-lagi mengangguk dan memasang raut kecewa. Taehyung tidak bisa tidak tersenyum dan segera memilih menuruti kemauan mudanya yang kini tengah merengut, memagut lembut bilah bibir yang akhir-akhir ini menjadi candu, sedikit menahan tengkuk untuk memperdalam kegiatannya, memberi gigitan kecil yang mengundang erangan manja dari si teladan sebelum saling bertukar saliva sesaat dan berakhir bersamaan melepaskan diri sebab sama kehabisan nafas.

Taehyung melakukannya sebanyak dua kali tanpa sedikitpun menaikkan tempo, luar biasa lembut dan juga tidak menuntut. Memastikan sendiri bahwa Jungkook mampu mengimbangi dengan baik tiap-tiap kali berusaha membalas pergerakannya. "Kau hebat dalam ciuman Boy,"

Dan Jungkook tersenyum malu pun segera berusaha cepat untuk menutupi wajahnya. Hanya saja tindakannya terlalu lambat sehingga tak begitu mampu mengimbangi pergerakan Taehyung yang sudah kembali menahan tengkuk dan melumat lembut bibirnya yang begitu lembab dengan penuh damba, hingga tanpa sadar Jungkook meraih kerah piyama Hyungnya yang mengungkung tubuh, membusungkan dada setinggi mungkin saat merasakan pergerakan lembut yang mulai menelisip di balik piyamanya sendiri.

Ya Tuhan, ini gila—dan rasanya, Jungkook akan benar-benar takluk dan tetap hanya tinggal diam jika saja tubuhnya lagi-lagi kembali dijamah hingga saling berpeluk dan berbagi hangatnya suhu tubuh satu sama lain seperti yang dilakukan semalam. Nyaris hilang peduli dan total lupa dengan agenda padat masing-masing hari ini.

"B—bisakah kita melakukannya Hyung?"

Dan ini adalah kali ketiga Jungkook meminta. Memang Taehyung sendiri yang berusaha konsisten akan pendiriannya—tidak akan melakukannya jika bukan Jungkook yang mau, sebab Taehyung masih cukup sadar diri dengan pernyataan Jungkook yang masih terus menekankan bahwa dirinya belum mampu membalas perasaannya.

Dan bagi Taehyung, meski hal 'ini' penting untuk menjaga keharmonisan diantara keduanya—ia berjanji tidak akan menuntut terlalu banyak.

Sebab bagi dirinya—Jungkook merasa bahagia saja sudah lebih dari cukup, entah siapapun itu penyebab bahagianya dan dimanapun anak itu berada. Taehyung tidak akan meminta yang muluk-muluk, sebab kehadiran Jungkook disisinya saja sudah merupakan hadiah paling luar biasa yang pernah Tuhan berikan kepada dirinya.

Dan Jungkook pun sama paham. Dua kali tidak mendapati Taehyung tidur di sisinya ditengah malam setelah memberi banyak sentuhan lembut juga kecupan ringan pada wajahnya. Pikir Jungkook, mungkin si profesor muda itu tengah lapar atau apa sehingga terpaksa meninggalkan dirinya yang masih terlelap sendirian di kamar mereka.

amante | taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang