Dan Taehyung tidak bisa berhenti mengucapkan syukur, tatkala matanya terbuka dan yang ia dapati adalah wajah damai dan tenang dari si jagoan kecil yang tengah meringkuk berbantal lengan kurusnya.
Dua tangannya yang saling menggenggam didepan dada semakin membuatnya tampak lucu—seperti bayi yang tengah kedinginan lalu berusaha mencari kehangatan di pelukan ibunya.
Taehyung nyaris tidak bisa untuk sekedar memiliki niat membangunkan. Terlampau tidak tega dan memilih untuk diam. Sibuk mengamati bagaimana indah tiap lekuk wajah berandalnya yang begitu manis. Menawan luar biasa dan ia mati pusing—bagaimana bisa ada lelaki yang pesonanya lebih hebat melebihi wanita tercantik sekalipun.
Maka dari itu Taehyung kembali mendekatkan wajahnya. Mengecup tiap sisi wajah Jungkook penuh afeksi—berkali-kali mengucapkan dalam hati bahwa ia betul-betul sangat mencintai. Lalu kembali memeluk begitu erat dan mengucap banyak doa. Berharap hari ini jadi lebih baik, berharap hari ini Jungkook tetap sehat dan semakin menawan dari hari-hari sebelumnya.
Hingga lelap si muda sedikit terusik, bagaimana dua kelopaknya yang terbuka pelan nampak begitu indah. Taehyung lemas—nyaris tidak percaya bahwa yang berada dipeluknya adalah benar manusia. "H-hyung?"
Hembusan nafasnya begitu lembut, memindah dua lengannya sendiri di bahu yang lebih tua sebelum kembali menyamankan diri, "Ingin tidur lagi hyung, aku lelah."
Maka dari itu Taehyung dengan cepat mengangguk. Mengusap ujung kepala si berandal sembari tersenyum kecil. "Tidurlah, bangun kalau sarapan untukmu sudah siap ya?"
Perjanjian semalam. Taehyung meminta Jungkook untuk beristirahat total hari ini, akan membolos berdua sembari menunggu yang lebih muda kembali pulih. Termasuk dengan hal semacam sarapan pagi juga mencuci, Taehyung akan mengurus semuanya. Jungkook tentu hanya perlu mengangguk, menyetujui apapun yang hyungnya pinta dan melakukannya dengan baik.
"Besok tetap aku yang memasak juga mencuci bajumu hyung,"
"Iya, hyung bangun sekarang boleh?"
Akan tetapi Jungkook justru menggeleng pelan, membuat Taehyung urung dengan keputusannya untuk beranjak berdiri. Terlebih dahulu kembali membetulkan anak rambut milik si muda yang berantakan sebelum memberi kecupan lama di dahi, "Peluk sampai aku tertidur lagi hyung,—boleh?"
Dan Taehyung tidak pernah bisa menolak, sebab dirinya juga paling suka dengan bagaimana dua tubuh yang beradu hangat jika saling bersisian dan memeluk satu sama lain. "Tidurlah, hyung akan menemanimu sampai kau terlelap boy,"
;
Dan justru berakhir canggung.
Taehyung menggaruk lehernya tatkala mendapati Jungkook tengah menata meja dalam kamar masih dengan mengenakan kemeja putih juga celana pendek selutut yang ia pakai sejak semalam.
Jelas sekali Jungkook menghindari tatapnya, nampak begitu terang-terangan membuang pandang meski sesekali dua mata bulatnya mencuri-curi pandang ke arah Taehyung yang duduk di bawah sembari memeriksa laporan tugas dari mahasiswa kelas lain.
"Boy—kenapa berdiri terus? Kau lapar?"
Jungkook menggeleng cepat dan tampak sedikit bingung dengan arah langkahnya sendiri, membuat yang lebih tua memutuskan untuk berdiri—mengulur telapak tangan kanan, mempersilahkan pada si teladan kecil yang tampak panik untuk segera menggenggamnya,
"Kemari, aku tidak mengajakmu bolos untuk saling mendiamkan begini 'kan? Duduk di pangkuan hyung bisa?"
Hingga saat dua tangan yang kini jari-jarinya menjadi saling berkait, Jungkook rasanya tidak ingin apapun, sebab genggam tangan hyungnya saja sudah lebih dari cukup untuk menenangkan pergolakan batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
amante | taekook
Fanfiction[ SUDAH TERBIT OLEH CHOKO PUBLISHER ] ▶start 221118 ▶boys x boys | don't like don't read❗❗ ©errezea - 2018