Day 20 (2) & 21 - new chapter 2020

21K 2.7K 518
                                    

;



























"No?"

"No!"

Taehyung tidak tahu lagi harus bagaimana jika Jungkook marahnya malah begini. Sekarang keduanya sudah berada di kamar apartemen mereka dengan posisi duduk yang mungkin bisa dikatakan aneh bagi sebagian orang yang bertengkar.

Bagaimana tidak? Jungkook betulan tidak mau berhadapan dengan Taehyung tapi tidak mau juga jika pelukan diperutnya dilepas. Duduknya saling berpangku tapi tidak bicara baik-baik. Hanya mendengarkan deru nafas yang sama terdengar seperti sedang berlomba. Menahan amarah dan juga bingung harus berkomunikasi dan berbaikan seperti apa setelahnya.

Taehyung seharian selalu gagal mengajaknya bicara. Bahkan saat didepan lorong studio pun Taehyung hanya diabaikan, tapi sendirinya juga tidak dibolehkan untuk pulang duluan.

Maka dari itu Taehyung menghabiskan sorenya dengan menunggu, lalu menemani Jungkook berjalan ke halte sebab betulan masih tidak mau pulang bersama, juga mengekori bus yang ditumpangi si teladan satu itu hingga sampai di pemberhentian paling dekat dengan apartemen.

Taehyung bahkan tidak keberatan menuntun motornya dari halte tempat Jungkook turun hingga ke apartemen demi berjalan bersama. Pokoknya ia teguh dengan prinsipnya sendiri bahwa dalam berumah tangga, sangat tidak bisa jika semuanya serba pasrah dengan keadaan. Kalian bahagia? Maka berbagilah. Kalian bersedih? Maka menangislah bersama. Dan jika kalian bertengkar? Maka berbaikanlah sesegera mungkin selagi masih bisa dikembalikan.

Jungkook masih membuatkan Taehyung kopi seperti biasa dan meletakkannya di dekat meja televisi meskipun tidak mau berbicara. Taehyung makin pusing, tidak mengerti perubahan mood Jungkook yang benar-benar terlalu tiba-tiba dan terasa menakutkan untuknya.

Maka dari itu, ketika sudah berhasil membuat Jungkook mau kembali duduk dipangkuan meski tidak saling bicara banyak rasanya sudah cukup. Taehyung tidak minta apa-apa lagi asal Jungkook sudah berada dalam dekapannya sekarang.

Rasanya lega, kembali memeluk Jungkook setelah seharian berperang melawan keadaan. Kini ia hanya perlu mempersiapkan diri jikalau Jungkook tiba-tiba marah lagi apabila ia mulai bertanya,

Mempersiapkan mental saat bicara dengan pasangan hidupmu diwaktu ada masalah begini, sulit bung. Orang yang belum pernah mengalaminya tak akan pernah mengerti rasanya sebegini harus hati-hati dalam mengambil keputusan dan bicara. Maka Taehyung memutuskan melepas peluk guna memalingkan wajah mudanya, menyambutnya dengan kecupan-kecupan kecil sebelum membalik posisi agar Jungkook berada dibawah kungkungannya.

Dan Taehyung terkejut saat Jungkook tiba-tiba meneteskan air mata dan mengusap wajahnya sendiri dengan kasar sebagai reaksinya. Seolah-olah sedang menangis tanpa sengaja sebab terlalu sulit untuk menahan perasaannya.

"Boy, kenapa? Kau sakit?"

Jungkook hanya memeluknya, lalu tiba-tiba saja membiarkan tangisnya lolos begitu saja. Jujur malu sekali, mana ada berandalan yang cengeng begini.

Tapi bagi Jungkook, mendiamkan Taehyung juga sangat sulit. Bagaimana bisa hatinya baik-baik saja tatkala menerima pesan Jimin dengan bukti kiriman puluhan pesan suaminya yang menanyakan kabar. Beum lagi masih juga harus melihat seorang kurir restoran Cina datang ke studio mengirimkan 7 porsi mie hitam sedangkan hanya enam orang yang berlatih hari ini, lalu si kurir bilangnya—kata tuan yang memesan ada yang double khusus untuk si pemukul drum seorang. Belum lagi menemani Jungkook berjalan dari studio hingga halte, lalu berlari-lari cepat kembali masuk ke area kampus untuk mengambil motor dan kembali hanya untuk memastikan Jungkook menaiki bus sebelum membuntutinya lagi hingga halte pemberhentian paling dekat di apartemen. Pokoknya Hyungnya gila, paling tau caranya membuat Jungkook merasa bersalah.

amante | taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang