BAB 14 : NERF

291 38 14
                                    

Diantara lebatnya daun pohon apel di tengah tengah padang rumput yang hening, seorang pemuda merbahkan dirinya selagi memakan buah anggur. Menutup matanya, rambutnya terkulai oleh hangat angin musim panas.

"Mari kita lihat informasi apa saja yang telah kita dapat."

"Pertama, aku telah hidup kembali pada sebuah dunia lain setelah aku terbunuh. Kedua, aku hidup pada masa abad pertengahan dimana eksistensi populer adalah sihir. Ketiga,  dunia ini bernama inflamus yang terbagi akan 4 benua dengan berbagai ras. Keempat, di seluruh benua menganut sistem kerajaan monarki dan aku tengah berada di benua Haotas yang terkenal dengan akademi sihirnya." Aku berhenti dan kemudian melanjutkan sambil menghela nafas sebelumnya.

"Dan terakhir yang kelima, aku tak bisa menggunakan sihir dengan baik."

Sepertinya para dewa sialan itu melakukan sesuatu padaku, kampret sekali. Tapi setidaknya aku bisa berterima kasih, karena diberikan keluarga yang baik dan berkecukupan.

Namaku sekarang Sorey Rover, Aku saat ini berumur 10 tahun, sejak bisa berlari aku mulai melatih fisikku. Aku tak bisa membiarkan kelemahanku mengganggu reputasiku di masa depan.

"Begini begini aku mantan Dark Entity loh. Asudahlah, mending ainx latihan ae lah." ucapku lemah.

Mengambil sebuah katana dari gerbang inventoryku, aku kemudian berdiri. Ngomong ngomong disini sistemnya masih berfungsi seperti di dunia sebelumnya meski tak ada smartphone, buktinya seluruh isi inventory dan jumlah goldku masih berjumlah sama, sayangnya fitur shop sudah tak bisa diakses.

"Hanya status, ras, kemampuan sihir dan skillku yang dinerf ya?"

Katana yang kupunya hanya uchigatana, aobato, shirasaya dan yang satunya tak bernama. Yang terakhir merupakan hadiah dari ayahku karena berhasil menjawab semua pengetahuan dasar.

Dan karenanya juga, aku tak perlu sekolah hingga 6 tahun kedepan. Maka selama itu aku akan menaikkan level dan menjadi kuat meski hanya dengan kemampuan fisikku.

Ayah dan ibu adalah mantan petualang yang diberikan hadiah oleh raja untuk memerintah sebuah daerah di kerajaan Agelia. Ayahku adalah seorang pendekar pedang sihir sedangkan ibu adalah seorang saint.

Melihat kedepan sekitar 50 meter kurasa aku melihat seekor wild boar dengan tinggi 1 meter. Kupikir ia juga melihat kearahku maka kami saling bertukar tatapan sampai aku mendekat.

"Ape lu liat liat, anj*ng!" teriakku nyolot.

"Gua babi bangsat!!" balasnya.

Mungkin bagi beberapa orang yang terdengar hanya suara babi, tapi bagiku yang menguasai seluruh bahasa aku dapat berkomunikasi dengan normal. Ups, anj*ng itu berlari kearahku dengan menunjukkan gadingnya yang besar kearahku.

"Dark Entity itu gaboleh gobloc, jadi wajar kalau aku bisa menggunkan semua bahasa."

Memutar tumitku, aku berlari kebelakang dengan mudah. Disaat yang tepat saat makhluk itu hampir mencapaiku, aku melepaskan katana dari gengaman tangan kananku dan langsung berbalik badan kemudian menyambutnya dengan tangan kiriku.

Makhluk itu berniat mengerem tapi terlalu terlambat karena pedangku melibas kepalanya. Lukanya tak terlalu dalam jadi aku melanjutkannya dengan menebas kedua lutut belakangnya dari samping.

"NGOOOKK!!!!"

Ia terjatuh, tanpa melewati kesempatan dia yang jatuh dalam *maai ku maka aku segera berakselerasi keatas punggungnya dan segera menancapkan pedangku berharap itu mengakhirinya.
(maai = jarak dengan musuh dalam pertarungan, tidak hanya jarak antar lawan, tapi juga waktu yang diperlukan untuk memperpendek jarak, sudut dan ritme serangan. https://en.wikipedia.org/wiki/maai)

STILL PLAY : GAME A LIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang