Setelah cukup lama memberikan Yukina info info dan hasil tes eksperimenku akhirnya pada 3 dini hari aku sudah bisa istirahat. Yukina sudah kuantarkan ke kamar sebelahku, untuk seorang wanita mentalnya sungguh tangguh untuk tidak menangis sampai sekarang.
Sampai saat ini aku sudah melihat beberapa orang dengan beragam ekspresi. Tapi aku baru melihat wajah seperti dirinya, lemah tapi kuat, mirip dengan pohon yang diterjang badai tapi berdiri dengan kokoh.
Yah, semoga mentalnya tidak cepat rusak karena itu akan merugikanku kedepannya. Untuk hari ini kurasa, aku ingin tidur dengan tenang sebentar.
Jendela kamarku sengaja kubuka agar angin dingin bisa menerpaku. Kicauan burung menghilang seiring dengan menurunnya kesadaran membuatku tertidur dengan tersandar duduk, kurasa Yukina akan menjadi partner yang lumayan baik nantinya.
Tapi kenyataannya ditolak mentah mentah ketika aku membuka kembali mataku pada hari kedua di neraka ini. Yukina, tidak! gadis sialan itu membawa semua barangku dan menghilang.
Tak hanya itu, saat aku menoleh ke luar jendela aku melihat neraka buatannya. Kumpulan undead telah berkumpul di pagar rumahku tanpa memberikan sedikitpun celah.
"Heh, akan kucatat ini di kepalaku. Aku tidak akan percaya siapapun kecuali dengan jiwaku sendiri lagi setelah ini sialan!!"
Meluapkan kemarahanku agar aku bisa berpikir lurus, menjadikan rasa tidak peduliku meningkat dan mengubah mentalku, kurasa dengan berteriak dan mengamuk meringankan bebanku.
"Kutarik ucapanku tentang kalian para developers dan dewa. Kalian bukan hanya melakukan tugas, tapi kalian juga ingin bermain main dengan tugas kalian. Menyedihkan sekali anjay." ucapku lemah serak.
Sekarang, karena pikiranku telah jernih aku perlu tahu cara pergi dari jebakan gadis itu. Mari kita lihat beberapa hal yang tersisa di rumah ini.
Karena kemarin aku tidak membuat party dengannya maka barang barang masih aman kecuali senjata, perlengkapan, dan tentu isi kulkas. Aku lantas menuju ruang tamu dan menggeser meja dan mengangkat lantainya.
Sebuah lubang yang diisi dengan dua buah peti panjang berbalut kain usang menempati pandanganku. Membuka peti pertama, mataku melihat benda yang lama telah hilang dari kamarku dan membuatku tersenyum.
Dua pasang pistol Desert Eagle, pisau belati baja putih bermata ganda, dan Sniper Cheytac modifikasi. Kotak selanjutnya hanya berisi pakaian jubah chuunibyou dan 4 magasin sniper dengan total 21 peluru dan 6 magasin pistol kosong. Dan yang terakhir sebuah kit peralatan berisi korek dan senter yang masih bagus.
Menurutmu dari mana aku mendapatkannya? Tentu dari pasar gelap, aku membelinya sendiri dengan kumpulan uang sakuku selama setahun penuh saat aku chuunibyou dulu.
"Aku tidak tahu ternyata kalian benar benar menungguku untuk membuka luka lamaku. Dari sekarang mohon bantuannya ya." ucapku kecil sambil memasukkan mereka ke dalam inventoryku.
"Huh, karena undead ada banyak dan magasinku terbatas kurasa aku harus benar benar menggila."
Berpikir, kalimat menyerah dan mati benar benar kuhapuskan dari pikiranku dan berfokus pada apa yang harus kulakukan. Ratusan syaraf otakku mengencang mencari data cara untuk melewati situasi sulit ini.
Semua solusi mulai muncul di otakku, jika aku tak punya senjata maka aku hanya perlu membuatnya bukan? Maka dari itu aku segera membongkar dapur dan gudang hingga mendapatkan banyak barang.
Diantaranya sabun, bundelan kain, beberapa kaleng minuman dan botol kaca, kelereng, tali tambang kecil, papan, wajan, kapak dan yang terpenting adalah bahan bakar bensin dan minyak tanah sekitar 2 liter.
![](https://img.wattpad.com/cover/155904077-288-k117820.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL PLAY : GAME A LIVE
AksiDunia yang mungkin kau inginkan namun kau akan sesalkan, bertahan hidup di dalam sebuah game yang dibuat oleh Dewa. Dunia yang telah dikonversi menjadi sebuah game Survival RPG, dan kau serta semua orang yang berhasil selamat sebagai Pemainnya. Ini...