BAB 12 : PENGUSIRAN DAN KEKAGUMAN

299 33 3
                                    

Perlahan, mataku menangkap cahaya sedikit demi sedikit. Ahh, itu menyilaukan bisakah aku tidur lagi? Tapi kurasa rasa kantukku sudah hilang, sudah berapa lama aku tidur?

Mataku sepenuhnya terbuka sekarang, aku tengah berbaring di sebuah ranjang kecil yang cukup empuk dan menatap plafon yang tak kukenal. Otakku telah mengingat kejadian sebelum aku tidur, jadi kurasa aku harus berterima kasih telah membuatku pingsan sekaligus tertidur.

Ketika sedikit saja aku bergerak, badanku terasa nyeri disetiap bagiannya. Keluar dari kamarku, aku tidak mendapati siapapun disana jadi aku bersyukur dan segera melarikan diri.

Kau tahu kenapa? Sedikit saja lebih lama aku berada disana, akan ada lebih banyak kemungkinan aku akan ditekan oleh banyak perempuan disana. Itu menakutkan untuk tahu bahwa kau akan kalah dalam debat terlebih dahulu.

Sebelum berjalan lebih lanjut, pakaianku tanpa kusadari telah berganti menjadi pakaian rumahan entah punya siapa yang pasti ini terasa kecil. Jadi aku langsung membeli beberapa pakaian dan mantel dengan enchance magis transparency.

Dengannya aku dengan mudah melewati penjaga yang lewat, tentu jika aku hanya tak terlihat maka itu akan sia sia tentunya aku mengaktifkan skill [Ghost Aura] dan [Muted] yang kudapat setelah berevolusi.

Ngomong ngomong soal evolusi sebelumnya, kini rasku sudah menjadi [Devil]. Infonya mengatakan bahwa jika sekali lagi aku mengalami evolusi lagi maka rasku akan menjadi demon "Apa bedanya emang sih antara Devil sama Demon? Bodoamat juga sih."

Mengenai perubahan tanda iblisku hanya tanda kutukannya saja yang semakin menyebar menuju dada dan lenganku, Yah tiada yang buruk selain..

"Hei Kamito, kenapa kau terlihat mengendap endap seperti itu? Kau terlihat seperti pencuri." ucap seseorang di belakangku.

Suaranya terdengar kecil dan merdu, rambutnya selalu terurai setiap kata keluar dari bibirnya. Setiap helai rambutnya berwarna kuning keemasan dengan dua buah tanduk kecil di atas keningnya serta tanda kutukan yang sama denganku.

"Aku sedang menuju kantor utama, Douji." ucapku sambil menunjuk ke sebuah tempat di layar Map Exploredku.

"Mouu, sudah kubilang panggil aku Ibaraki saja."

Ibaraki Douji, dikarenakan evolusiku dia mendapatkan bentuk fisiknya meski hanya bisa dilihat dan didengar olehku. Dan lebih parahnya lagi, dia terus terusan memakan kue bagianku tapi yasudahlah lagipula aku masih mempunyai bahan untuk membuatnya.

Derap langkahku mungkin tak terdengar, tapi suaraku tetap saja merembes dan itu membuatku terdengar seperti hantu. Perlahan tapi pasti, kini aku telah sampai didepan pintu tujuanku.

Pintu itu bertuliskan Ruang Kepala di atasnya, menghilangkan efek skillku dan melepas jubahku makan tanganku membuka pintu itu. "Kok Deja Vu ya?" batinku selagi membukanya pintunya berdecit kembali "Aku mengenal perasaan ini."

Didepanku ada ayah dan ibuku yang tengah duduk diatas sofa dan sedang menikmati teh. Ada seorang perempuan yang menuangkannya, rambutnya berwarna hitam dan memberikan kesan ketenangan dan kemudian ia melirikku yang membuatku merasa mengingatnya.

"Kamito!" ucapnya dengan mata berlinang serta berlari kearahku.

Namun tak sempat mencapaiku, ujung senapanku menghentikannya. Kenapa aku menodong seorang gadis katamu? Itu karena..

"Pagi, Yukina. Kesal melihatmu baik baik saja ternyata, kenapa kau tidak mati saja?"

"K-Kamito san??"

Yukina seorang gadis licik yang menipuku, dan merampas barang barangku serta mencoba membunuhku secara tidak langsung. Aku hanya mengumpat melihat kehadirannya disini setelah apa yang dia lakukan padaku.

STILL PLAY : GAME A LIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang